Senin, 22 September 2008

Tradisi Intelektual di Indonesia Masih Amatiran

Oleh : Machhendra Setyo Atmaja

Yogyakarta- “Ilmu yang didapatkan di dunia merupakan proses yang panjang". Universitas Muhammadiyah Se-Indonesia termasuk UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), adalah bagian dari universitas di Indonesia.

Indonesia sudah merdeka 63 tahun, tradisi intelektual belum memasyarakat, dan berakar, bisa dibilang masih amatiran,” kata Prof. Dr. H. M. Amien Rais, M.A. saat menyampaikan ceramah pada pengajian ramadhan bagi pejabat struktural UMY mengenai Peluang Pengembangan UMY Menjadi Universitas Unggul di UMY, Sabtu (20/09/2008).

Menurut Amien, Tugas yang sekarang harus dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atau UMY, yaitu membangun pondasi sains, dan teknologi. Di dalam Al-Qur'an juga dijelaskan, mendorong kita sebagai orang yang beriman untuk membangun pondasi sains, dan teknologi.

Membangun pondasi yang dimaksudkan disini untuk UMY, mendapatkan posisi atau degradasi atau tingkatan yang paling tinggi di atas rata-rata, dengan universitas-universitas swasta di Indonesia.

Dalam Al-Qur'an jelas Amien juga jelas tertulis Barangsiapa ingin sukses di dunia harus memegang ilmu, barangsiapa ingin sukses di akhirat harus memegang ilmu, dan barangsiapa ingin sukses di dunia, dan akhirat harus memegang atau menguasai ilmu. Tidak ada lulusan dari manapun, sekalipun Harvard University dengan melamun, akan mendapatkan kesuksesan.

Lebih lanjut menurut Amien, kebanyakan penelitian-penelitian yang dilakukan dosen kualitasnya ala proyek, kalau semua proposal penelitian-penelitian dosen se-Indonesia dikumpulkan menjadi satu, tingginya hingga mencapai bulan, tetapi tidak ada sumbangsih ilmu untuk Indonesia. Kampus di negeri kita, masih tertinggal jauh di belakang dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, maupun Brunai Darussalam.

Amien mengatakan, jurnal akademis yang diciptkan oleh para intelektual Indonesia, belum membantu koleksi dunia untuk penerapannya. Frekuensi tulisan dari akademisi Indonesia masih sedikit, yang disitir untuk keperluan dunia. Semakin banyak tulisan yang disitir, penelitian tersebut sangat bagus, tambah Amien. Untuk fasilitas kampus mengenai koleksi buku, dan jurnal ilmiah di perpustakaan belum representatif, kata Amin.

Amin berujar, anggaran perpusatakaan di universitas-universitas besar di Indonesia untuk membeli buku, masih lebih sedikit dengan anggaran gaji untuk karyawan, dan dosen. “Terakhir, mobilisasi mahasiswa untuk belajar di setiap harinya, masih belum optimal.

Salah satu kampus di Amerika animo pembelajarannya sangat sekali terasa, tidak ada mahasiswa ketika ada waktu kosong dipergunakan untuk bersendagurau, dan bercerita dengan pacaranya, atau bermain handphone seperti di Indonesia, mahasiswa di kampus tersebut sibuk membaca di perpustakaan hingga diusir oleh penjaga perpusatakaannya.

Kita harus mencontoh mobilisasi mahasiswa seperti itu, kalau mahasiswanya belum sadar dilakukan dosennya terlebih dahulu,” tambahnya.

Sekarang ini, banyak mahasiswa yang lebih pintar daripada dosennya karena sering membaca buku, dan mencari informasi dari internet, tambah Amien.

Kedua, di tiap-tiap fakultas perlu diadakan rotasi diskusi antar dosen, dan mahasiswa. Dosen mempersiapkan materi sesuai dengan topik yang akan dibahas, mahasiswa dapat mendiskusikan materi tersebut, ujar Amin.

Ketiga, jangan melupakan bahwa dosen memintarkan mahasiswa, apapun yang dosen lakukan di kampus harus mendahulukan mahasiswanya.

Keempat, terapkan konsep e-library, perbanyaklah koleksi buku, dan jurnal ilmiah di perpustakaan, minimal di tiap tahunnya membeli 40-50 jurnal internasional, agar kita tidak ketinggalan dalam mengikuti riset dari luar. K

elima, tidak perlu menutup diri, jalin kerjasama dengan universitas-universitas asing yang ternama melalui embassy yang ada di Indonesia, kebanyakan mereka sangat terbuka untuk memberikan informasi mengenai universitas ternama di negaranya. “Lebih baik heterogen, daripada homogen,” terangnya.(mac)
***

sumber http://www.muhammadiyah.or.id/

Tidak ada komentar: