Minggu, 14 September 2008

TERIAK

Oleh : Helena Niniek

sumber :

mailis Money_Magnet@yahoogroups.com

Ahad, 14 September 2008


Ini cerita
tentang salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di
sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan.
Nah, penduduk
primitif yang tinggal di
sana punya sebuah kebiasaan yang menarik
yakni meneriaki pohon. Untuk
apa ? Kebisaan ini ternyata mereka lakukan apabila terdapat pohon dengan
akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong dengan
kapak.

Inilah yang
mereka lalukan, jadi tujuannya supaya pohon itu mati. Caranya adalah,
beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat hingga ke atas
pohon itu.

Lalu, ketika
sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon,
mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan
teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari. Dan, apa yang
terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan
daunnya akan mulai mengering. Setelah itu dahan-dahannya juga akan mulai
rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan mudah
ditumbangkan.

Kalau kita
perhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini sungguhlah aneh.
Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka telah membuktikan
bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahkluk hidup tertentu
seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan
rohnya.

Akibatnya,
dalam waktu panjang, makhluk hidup itu akan mati. Nah, sekarang, apakah
yang bisa kita pelajari dari kebiasaan penduduk primitif di kepulauan
Solomon ini ? O, sangat berharga sekali! Yang jelas, ingatlah baik-baik
bahwa setiap kali Anda berteriak kepada mahkluk hidup tertentu maka
berarti Anda sedang mematikan rohnya.

Pernahkah
Anda berteriak pada anak Anda?

- Ayo
cepat!

- Dasar
lelet!

- Bego banget
sih! Begitu aja nggak bisa dikerjakan?

- Jangan
main-main disini!

- Berisik !

Atau, mungkin
Anda pun berteriak balik kepada
pasangan hidup Anda karena Anda merasa sakit
hati?

- Saya nyesal
kawin dengan orang seperti kamu, tahu
nggak!

- Bodoh banget
jadi bini nggak bisa apa-apa !

- Aduuuuh,
perempuan kampungan banget sih!?

- Dasar laki
gak punya nyali, ngapain lu jadi suami, nggak
becus!

Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak
didiknya :

- Stupid,

- soal mudah
begitu aja nggak bisa!.

- Kapan kamu
mulai akan jadi pinter?

Atau
seorang atasan berteriak pada bawahannya saat merasa
kesal:

- Eh tahu
nggak? Karyawan kayak kamu tuh kalo pergi aku kagak bakal
nyesel!

Ada
banyak yang bisa gantiin kamu!

- Sial! Kerja
gini nggak becus? Ngapain gue gaji elu?

Ingatlah!
Setiap kali Anda berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah,
terhina, terluka ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh penduduk
kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari kita bahwa setiap kali kita mulai
berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kita teriaki. Kita
juga mematikan roh yang mempertautkan
hubungan kita. Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan karena
emosi-emosi kita, perlahan-lahan pada akhirnya akan membunuh roh yang
telah melekatkan hubungan kita.

Jadi,
ketika masih ada kesempatan untuk berbicara baik-baik, cobalah untuk
mendiskusikan mengenai apa yang Anda harapkan. Coba kita perhatikan dalam
kehidupan kita sehari-hari.

Teriakan,
hanya kita berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya,
bukan ?

Nah,
tahukah Anda mengapa orang yang marah dan emosional, mengunakan
teriakan-teriakan padahal jarak mereka hanya beberapa belas centimeter.

Mudah
menjelaskannya. Pada realitanya, meskipun secara fisik mereka dekat tapi
sebenarnya hati mereka begitu jauh. Itulah sebabnya mereka harus saling
berteriak!

Selain itu,
dengan berteriak, tanpa sadar mereka pun mulai berusaha melukai serta
mematikan roh orang yang dimarahi kerena perasaan-perasaan dendam, benci
atau kemarahan yang dimiliki. Kita berteriak karena kita ingin melukai,
kita ingin membalas.

Jadi mulai
sekarang ingatlah selalu. Jika kita tetap ingin roh pada orang yang kita
sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati, janganlah menggunakan
teriakan-teriakan. Tapi, sebaliknya apabila Anda ingin segera
membunuh roh
orang lain ataupun roh hubungan Anda, selalulah berteriak. Hanya ada 2
kemungkinan balasan yang Anda akan terima. Anda akan semakin dijauhi.
Ataupun Anda akan mendapatkan teriakan balik, sebagai
balasannya
.

Saatnya
sekarang, kita coba ciptakan kehidupan yang damai, tanpa harus
berteriak-teriak untuk mencapai tujuan
kita.

Mereka yang
bekerja hanya dengan otak tanpa menggunakan hati nurani mereka, maka ia
akan mendapat teman-teman kerja yang mati
hatinya.

Tidak ada komentar: