Selasa, 28 Oktober 2008

Untuk Kawan Seperjuangan (aktivis '98) - 2

Dan untuk kawan2ku yg tertarik ke dalam lingkaran kekuasaan (gerakan politik), sy jg memberi aspresiasi, semoga kawan2 dapat mewarnai ranah politik yg bermartabat, bersih, dan tdk terlepas dr cita2 angkatan '98. Catatan sy pilihan ini jgn jd blunder.

Untuk Kawan Seperjuangan (aktivis '98) - 1

Kawanku... ranah perjuangan memang sangatlah luas, tak hanya demonstrasi ataupun parlemen jalanan semata.
Saya ucapkan salut buat kawan2 yg masih komit di gerakan sosial, media massa, dan perjuangan kaum marjinal. Semoga kawan2 menjadi pembaharu sejati.

Sumpah Pemuda

Sekarang, adakah lagi perekat berbangsa dan negara selain sumpah pemuda?
ketika primordialisme kelompok dan golongan mulai mengental menjelang 2009?
Adakah harapan baru, ketika tokoh2 gerakan pemuda & mahasiswa '98 mulai masuk lingkaran kekuasaan? Hmm..?

Minggu, 26 Oktober 2008

Persaingan Ketat

Hari ini ahad, 26 Oktober 2008 KPU Ciamis tlah berhasil mengadakan Pilkadal Bupati & Wakil Bupati. Perolehan suara sementara terjadi persaingan ketat antara Jembar (5)& Hebring (3). Hal ini stidaknya trjadi d bberapa TPS di Ciamis Selatan, spt Bulben.

Jumat, 24 Oktober 2008

METERJEMAHKAN DAN MENAFSIRKAN AL QUR’AN SECARA SEMBARANGAN DAN SECARA LOGIKA

Berdasarkan perspektif Al Qur’an,

Oleh : Sukarman.

Perhatian Artikel ini tidak untuk diperdebatkan. Apabila anda berbeda pendapat silahkan anda membuat artikel sendiri, berdasarkan dalil-dalil yang anda yaqini kebenarannya. Niat saya hanya menyampaikan satu ayat dua ayat agar umat Islam yang belum mengetahui, supaya mengetahui beberapa ayat-ayat Al Qur’an yang terkandungan didalam artikel ini, bagi yang sudah mengetahui ya untuk mengingat kembali, setelah mengetahui mudah-mudahan bisa menambah iman dan takwa bagi mereka yang ikhlas dan mau mengamalkannya.

A’udzu billahis sami’il ‘aliimi minasy syaithaanir rajiim. Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara, dan Adik-adikku yang saya hormati, yang saya cintai dan insya Allah dirahmati, diberi petunjuk dan hidayah dan dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT).

Kita ini ingin belajar Agama Islam yang baik dan yang benar.
Untuk itu kita harus belajar Bahasa Arab dan Nahusharafnya, kalau itu yang kita jalani sampai tua tidak akan bisa.

Lebih mudah belajar Agama Islam yaitu, dengan memiliki buku-buku Agama Islam.

Buku-buku yang wajib dimiliki antara lain adalah:

1-Al Qur’an dan Terjemahnya yang diakui oleh Departement Agama .
Contoh:

(1)- Buku “Al Qur’an dan Terjemahnya” Cetakan Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’ At Al Mush-haf Asy Syarif” , Medinah Munawarah PO.Box.6262 Kerajaa Saudi Arabia.

(2)-Atau Buku Al Qur’an dan Terjemahnya, dari Departemen Agama

(3)-Atau Buku Terjemah dan Tafsir Al Qur’an dari UII atau HAMKA, Ibnu Katsir dll.

Di Toko Buku “Wali Songo” dijalan Kwitang, Jakarta banyak
Tafsir Al Qur’an yang baik-baik. Anda tinggal pilih yang mana, yang anda sukai dan anda miliki.

Buku-buku Tafsir itu tidak ditafsirkan dengan cara sembarangan dan tidak dengan cara logika.

Kalau ada yang mengetahui dan menganggap Terjemah dan Tafsir-tafsir Al Qur’an itu ditafsirkan dengan sembarangan dan dengan logika.

- Mengapa tidak protes atau complain kepada Para Penafsirnya dan Penerbitnya.

-Mengapa kalau ada yang merasa mengetahui bahwa di dalam Al Qur’an, Surat Apa / Nomor berapa dan ayat Nomor berapa? Yang diterjemahkan maupun ditafsirkan secara sembarangan dan dengan cara logika, kok tidak dilaporkan kepada Penerbit dan Para Penafsirnya?

(4)-Buku-Asbabul Nuzulnya Al Qur’an.

Karena kita bukan Ahlinya Penterjemah dan Pentafsir Al Qur’an, maka untuk meyaqinkan cara kita mengambil hokum mana yang paling baik, maka dengan cara membandingkan dari Terjemah dan Tafsir dari Departement Agama dengan Tafsir Ibnu Katsir dengan Tafsir UII , dengan tafsir Hamka, dsb.

Dari Terjemah, Tafsir, Asbabun Nuzulnya, Al Qur’an itu dan dipadukan dengan Hadits-hadits yang shahih, maka kita dapat mengambil kesimpulan inilah yang kita anggap benar dan bisa dipakai sebagai pedoman dan Pembelajaran Agama Islam.

Kalau tidak bisa dengan cara itu, ya paling tidakt kita harus memiliki Al Qur’an dan terjemahnya dari : Buku “Al Qur’an dan Terjemahnya” Cetakan Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’ At Al Mush-haf Asy Syarif” , Medinah Munawarah PO.Box.6262 Kerajaa Saudi Arabia.
Buku ini dijual-belikan dimana-mana, dipasar loak juga banyak.

Kesimpulannya:
Kita tidak usah :”Menterjemahkan dan Menafsirkan Al Qur’an” sendiri-sendiri. Karena sudah banya Mufasirin (ahli tafsir) dan sudah banyak ahli penterjemah.

Hadits-hadits sebagai petunjuk tehnis dan pelaksanaan ibadah, dan sebagai penjelasan-penjelasan dari ayat-ayat Al Qur’an.

Hadits-Hadits yang bisa / dapat diambil sebagai rujukan hukum agama adalah:

1-Hadits Shahih Imam Bukhari
2-Hadits Shahih Imam Muslim.
3-Hadits Imam Ahmad bin Hambal
4-Hadits Imam Tirmidzi
5-Hadits Abu Dawud.
6-Hadits An Nas’i.
7-Hadits Ibnu Hiban
Masih banyak perawi hadits-hadits yang lain.

HATI-HATI BANYAK HADITS PALSU, HADITS DLA’IF, BERKELIARAN, GENTAYANGAN BEREDAR DI INDONESIA.

Mengapa belajar Agama Islam harus bertele-tele, bersusah payah?

Sebaiknya umat Islam di Indonesia memiliki buku “Al Qur’an dan Terjemahnya” Cetakan Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’ At Al Mush-haf Asy Syarif” , Medinah Munawarah PO.Box.6262 Kerajaa Saudi Arabia.

Demikian yang bisa saya sampaikan, saya hanya sebatas menyampaikan apa yang baru saya ketahui dari Al Qur’an dan Hadits Shahih. Semoga bermanfaat bagi yang membaca, yang menghayati maknanya dan mengamalkannya didalam kehidupan sehari-hari. Semoga bertambah iman dan takwa kita dan semoga kita selamat dari siksa neraka yang amat sangat pedih dan ngeri.. Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Billahi taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sukarman.

Types Of Witr

by : Aqsa JF

What is the best way of offering Witr prayer?.

Praise be to Allaah.

Witr prayer is one of the greatest acts of worship that draw one closer to
Allaah. Some of the scholars – the Hanafis – even thought that it is one of
the obligatory prayers, but the correct view is that it is one of the
confirmed Sunnahs (Sunnah mu'akkadah) which the Muslim should observe
regularly and not neglect.

Imam Ahmad (may Allaah have mercy on him) said: Whoever neglects Witr is a
bad man whose testimony should not be accepted. This indicates that Witr
prayer is something that is confirmed.

We may sum up the manner of offering Witr prayer as follows:

Its timing:

It starts when a person has prayed 'Isha', even if it is joined to Maghrib
at the time of Maghrib, and lasts until dawn begins, because the Prophet
(peace and blessings of Allaah be upon him) said: "Allaah has prescribed for
you a prayer (by which He may increase your reward), which is Witr; Allaah
has enjoined it for you during the time between 'Isha' prayer until dawn
begins." Narrated by al-Tirmidhi, 425; classed as saheeh by al-Albaani in
Saheeh al-Tirmidhi.

Is it better to offer this prayer at the beginning of its time or to delay
it?

The Sunnah indicates that if a person thinks he will be able to get up at
the end of the night, it is better to delay it, because prayer at the end of
the night is better and is witnessed (by the angels). But whoever fears that
he will not get up at the end of the night should pray Witr before he goes
to sleep, because of the hadeeth of Jaabir (may Allaah be pleased with him)
who said: The Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon
him) said: "Whoever fears that he will not get up at the end of the night,
let him pray Witr at the beginning of the night, but whoever thinks that he
will be able to get up at the end of the night, let him pray Witr at the end
of the night, for prayer at the end of the night is witnessed (by the
angels) and that is better." Narrated by Muslim, 755.

Al-Nawawi said: This is the correct view. Other ahaadeeth which speak of
this topic in general terms are to be interpreted in the light of this
sound, specific and clear report, such as the hadeeth, "My close friend
advised me not to sleep without having prayed Witr." This is to be
understood as referring to one who is not sure that he will be able to wake
up (to pray Witr at the end of the night). Sharh Muslim, 3/277.

The number of rak'ahs:

The minimum number of rak'ahs for Witr is one rak'ah, because the Prophet
(peace and blessings of Allaah be upon him) said: "Witr is one rak'ah at the
end of the night." Narrated by Muslim, 752. And he (peace and blessings of
Allaah be upon him) said: "The night prayers are two (rak'ahs) by two, but
if one of you fears that dawn is about to break, let him pray one rak'ah to
make what he has prayed odd-numbered." Narrated by al-Bukhaari, 911;
Muslim, 749. If a person limits himself to praying one rak'ah, then he has
performed the Sunnah. But Witr may also be three or five or seven or nine.

If a person prays three rak'ahs of Witr this may be done in two ways, both
of which are prescribed in sharee'ah:

1 – To pray them one after another, with one tashahhud, because of the
hadeeth of 'Aa'ishah (may Allaah be pleased with her) who said: The Prophet
(peace and blessings of Allaah be upon him) used not to say the tasleem in
the (first) two rakahs of Witr. According to another version: "He used to
pray Witr with three rak'ahs and he did not sit except in the last of them."
Narrated by al-Nasaa'i, 3/234; al-Bayhaqi, 3/31. al-Nawawi said in
al-Majmoo' (4/7): it was narrated by al-Nasaa'i with a hasan isnaad, and by
al-Bayhaqi with a saheeh isnaad.

2 – Saying the tasleem after two rak'ahs, then praying one rak'ah on its
own, because of the report narrated from Ibn 'Umar (may Allaah be pleased
with him), that he used to separate the two rak'ahs from the single rak'ah
with a tasleem, and he said that the Prophet (peace and blessings of Allaah
be upon him) used to do that. Narrated by Ibn Hibbaan (2435); Ibn Hajar said
in al-Fath (2/482): its isnaad is qawiy (strong).

But if he prays Witr with five or seven rak'ahs, then they should be
continuous, and he should only recite one tashahhud in the last of them and
say the tasleem, because of the report narrated by 'Aa'ishah (may Allaah be
pleased with her) who said: The Messenger of Allaah (peace and blessings of
Allaah be upon him) used to pray thirteen rak'ahs at night, praying five
rak'ahs of Witr, in which he would not sit except in the last rak'ah.
Narrated by Muslim, 737.

And it was narrated that Umm Salamah (may Allaah be pleased with her) said:
The Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) used to pray Witr
with five or seven (rak'ahs) and he did not separate between them with any
salaam or words. Narrated by Ahmad, 6/290; al-Nasaa'i, 1714. al-Nawawi said:
Its isnaad is jayyid. Al-Fath al-Rabbaani, 2/297. and it was classed as
saheeh by al-Albaani in Saheeh al-Nasaa'i.

If he prays Witr with nine rak'ahs, then they should be continuous and he
should sit to recite the tashahhud in the eighth rak'ah, then stand up and
not say the tasleem, then he should recite the tashahhud in the ninth rak'ah
and then say the tasleem. It was narrated in Muslim (746) from 'Aa'ishah
(may Allaah be pleased with her) that the Prophet (peace and blessings of
Allaah be upon him) used to pray nine rak'ahs in which he did not sit except
in the eighth, when he would remember Allaah, praise Him and call upon Him,
then he would get up and not say the tasleem, and he would stand up and pray
the ninth (rak'ah), then he would sit and remember Allaah and praise Him and
call upon Him, then he would say a tasleem that we could hear.

If he prayed Witr with eleven rak'ahs, he would say the tasleem after each
two rak'ahs, then pray one rak'ah at the end.

The less perfect way of praying Witr and what is to be recited therein:

The less perfect way in Witr is to pray two rak'ahs and say the tasleem,
then to pray one rak'ah and say the tasleem. It is permissible to say one
tasleem, but one should say one tashahhud not two, as stated above.

In the first rak'ah one should recite Sabbih isma rabbika al-'a'la ("Glorify
the name of your Lord, the Most High" – Soorat al-A'la 87). In the second
one should recite Soorat al-Kaafiroon (109), and in the third Soorat
al-Ikhlaas (112).

Al-Nasaa'i (1729) narrated that Ubayy ibn Ka'b said: The Messenger of Allaah
(peace and blessings of Allaah be upon him) used to recite in Witr Sabbih
isma rabbika al-'a'la ("Glorify the name of your Lord, the Most High" –
Soorat al-A'la 87), Qul yaa ayyuha'l-kaafiroon ("Say: O disbeliever…" –
Soorat al-Kaafiroon 109) and Qul Huwa Allaahu ahad ("Say: He is Allaah, the
One" – Soorat al-Ikhlaas 112). Classed as saheeh by al-Albaani in Saheeh
al-Nasaa'i.

All these ways of offering Witr prayer have been mentioned in the Sunnah,
but the best way is not to stick to one particular way; rather one should do
it one way one time and another way another time, so that one will have done
all the Sunnahs.

And Allaah knows best.
Source-Islam Q&A

--
*Surah Isra 17 verse 80 Say: "O my Lord! let my entry be by the Gate of
Truth and Honor and likewise my exit by the Gate of Truth and Honor; and
grant me from Thy Presence an authority to aid (me)."

Ameen
Transliteration :Wa qur rabbi adkhilni mudkhala sidqiw wa akhrijni mukhraja
sidqiw wa-j'al li mil ladunka sulta_nan nasira_(n).

Al-Tirmidhi HadithHadith 2482 Narrated by AbuHurayrah (May Allah be pleased
with him)
Allah's Messenger (peace be upon him) used to say, " O Allah, grant me
benefit in what Thou hast taught me, teach me what will benefit me, and
increase my knowledge. Praise be to Allah in all circumstances. I seek
refuge in Allah from the state of those who go to Hell."
Tirmidhi and Ibn Majah transmitted it, Tirmidhi saying this is a tradition
whose isnad is gharib.

Ameen*

PELAJARAN BERHARGA UNTUK DIPELAJARI SAAT INI DARI SUDAN

by Fatimah Azzahra

Sudan mungkin sejak lama dilupakan oleh masyarakat dunia jika tak terjadi konflik di Darfur. Beberapa waktu lalu, saat turut berpartisipasi dalam konferensi di luar negri, saya memiliki kesempatan berjumpa dengan seorang profesor dari barat yang diutus oleh PBB untuk membantu menyelesaikan sengketa di Darfur.

Sang profesor, seorang ahli masalah Sudan, tak habis pikir, “Orang-orang yang bertikai di Darfur itu semuanya Muslim, bahkan mereka berasal dari sekte yang satu dan sama pula.”

PBB memperkirakan konflik tersebut telah menyebabkan 500.000 nyawa melayang akibat tindak kekerasan dan wabah penyakit dalam rentang waktu kurang dari 5 tahun. Bahkan dari pihak LSM menyatakan bahwa jumlah korban meninggal setidaknya 2 kali lipat dari yang perkiraan PBB. Jutaan orang mati sia-sia.

Kekeringan dianggap sebagai salah satu penyebab utama konflik di Darfur. Penduduk lokal Baggara dari Darfur terpaksa memindahkan peternakannya ke arah selatan. Di daerah yang dikuasai oleh komunitas peternak kulit hitam Afrika.

Rivalitas dan kompetisi antara kedua komuntas tersebut memicu terjadinya konflik di Darfur. “Sekarang,” ujar Sang profesor, “tak jelas siapa berperang melawan siapa. Orang-orang yang berasal dari komunitas yang sama bisa saling bunuh-membunuh hanya demi sepetak tanah dan sebuah sumur.”

Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon menganggap pemanasan global sebagai penyebab konflik di Darfur.

Tapi, pertanyaan pokoknya ialah: Apakah Sudan, di seluruh dunia, satu-satunya negara yang menderita kekeringan? Jawabannya: Tidak. Jadi, konflik di sana sama sekali tak masuk di akal.

Rakyat Sudan, di bawah pemerintahan Presiden Omar al-Bashir, bukanlah negara demokratis. Pejabat yang tak populis ini telah dihukum karena kejahatan perang melawan rakyatnya sendiri oleh Dewan Kriminal Internasional.

Anehnya, ketika hakim Luis Moreno-Ocampo meminta kepada anggota Dewan yang sama untuk mengeluarkan surat penahanan terhadap al Bashir, ia justru dikritik habis-habisan. Siapa para pengkritiknya? Kenapa mereka membela si diktator dan bukannya memihak rakyat Sudan? Apa kepentingan mereka?

Baru-baru ini, Sudan dilaporkan menyewakan lebih dari 800.00 hektar tanahnya yang paling subur kepada Saudi. Mengikuti kerajaan yang memimpin monarki kaya minyak tersebut, beberapa negara Teluk, termasuk Mesir, sedang dalam proses meneken kesepakatan serupa. Diharapkan ratusan ribu hektar tanah lainnya akan segera disewakan pada akhir tahun ini.

Masa kontraknya mencapai 99 tahun. Paling tidak dua generasi rakyat Sudan akan hidup menderita karena keputusan yang dibuat oleh pemimpinnya tersebut.

Sudan tak terserang kekeringan separah yang kita bayangkan. Sudan masih memiliki banyak daerah subur, yang tanahnya bisa diolah untuk kepentingan masyarakat di Darfur dan tempat-tempat lainnya. Ironisnya, pemerintah Sudan tak tertarik melakukan hal tersebut. Mereka lebih suka menyewakan tanah pada Arab. Masyarakat internasional, termasuk Paman Sam kita tercinta dan koleganya tetap diam menyikapi masalah ini.
Pertambahan penduduk yang begitu cepat di daerah Teluk, kelangkaan air, dan inflasi harga pangan memaksa Arab untuk mengembangkan pertanian di luar negri. Tak hanya di Sudan, tapi juga di negara-negara lain, Pakistan juga menjadi salah satu targetnya.
Berdasarkan laporan dari Komoditi Online, inflasi di Saudi telah menyebabkan masyarakat diam (apatis); ini ancaman bagi pihak monarki, yang di atas segalanya sangat takut pada revolusi.

Menurut data dari think tank Pusat Penelitian Teluk di Dubai, Arab Saudi membutuhkan 1.212 meter kubik air tanah hanya untuk memproduksi 1 ton barley. Hal ini menyebabkan Saudi tak memiliki pilihan lain selain berhenti mengolah tanah di wilayahnya sendiri. Mereka musti mencari sumber pasokan pangan di tempat lain.
Tak banyak dari kita yang tahu bahwa inflasi di kerajaan tersebut mencapai angka 10,6 persen pada bulan Juni lalu. Alasannya: harga kebutuhan pangan melonjak.

Situasi di negara-negara Teluk lainnya tak lebih baik, karena 60 persen bahan pangan mereka pun harus diimpor. Kita juga banyak yang tak tahu bahwa di Uni Emirat Arab sana hanya 1 persen lahan yang bisa ditanami, sedangkan di Arab Saudi sedikit lebih baik, angkanya mencapai 3 persen.

Daerah Teluk memang tak kondusif untuk mengembangkan pertanian, sehingga masyarakat di sana sangat tergantung pada bahan pangan impor, mereka mampu membeli di pasar bebas dengan harga internasional tanpa banyak kesulitan.

“Tetapi, kalau di masa depan minyak dan sumber alam lainnya habis, maka daerah ini tak akan bisa mempertahankan tingkat ketergantungan pada persediaan bahan pangan dari luar tersebut,” ujar Shoaib Ismail, seorang agronomis kondang yang tergabung dalam Internasional Center for Biosaline Agriculture di Dubai saat diwawancarai oleh Inter Press Service.

Ismail juga mengatakan bahwa negara-negara Teluk telah bekerjasama dengan negara-negara berkembang yang memiliki budaya, agama, dan latar belakang politik yang sama, dan dengan mereka pula sudah meneken kesepakatan jangka panjang. Ditambahkan, “Mereka dapat memperoleh bahan mentah dengan harga yang relatif murah, dan ini bisa mengurangi ketergantungan pada negara-negara barat…”

Mari kita membaca tulisan di atas dinding. Apa yang sebenarnya terjadi di balik konflik Darfur? Pada 1970-an negara-negara Teluk tak berhasil percobaannya untuk merubah Sudan menjadi keranjang makanan mereka setelah Amerika mengancam hendak menghentikan pasokan makanan serta memboikot produk minyak. Saat itu mereka gagal, sekarang mereka berhasil.

Sekarang, apa sebenarnya yang terjadi di balik konflik-konflik di negara kita ini? Apa sebenarnya yang terjadi ketika para pelaku bom Bali menikmati status sebagai tamu-tamu negara, RUU porno, dan isu “aliran sesat”? Pertimbangkan juga meningkatnya kunjungan pejabat kita ke Timur Tengah, dan petro dollar yang dikucurkan atas nama agama, pendidikan, dan tentu saja investasi.

Terimakasih kepada ketidaktsadaran kita dan kealpaan pejabat serta pemimpin kita, pelan-pelan seluruh bangsa dan negara diperbudak baik secara budaya dan ekonomi. Kekuatan kegelapan dari iblis dan kepentingan pribadi bekerjasama untuk memecah-belah bangsa ini, sehingga akan lebih mudah bagi mereka untuk menguasai sumber daya kita. Kita, rakyat Indonesia harus bangkit dan bersuara lantang melawan kebatilan semacam itu. Dan, waktu untuk melakukan itu ialah saat ini, atau tidak sama sekali.

Terjemahan oleh Nunung dari artikel asli Valuable lessons to learn now from the Sudan conflict

Presentasi Ekonomi Neoliberalisme Bertentangan dengan Islam

by :A Nizami

Bangkrutnya AS sehingga pemerintah AS harus
"mensubsidi" para spekulan pasar sebesar US$ 700
milyar (Rp 6500 trilyun) merupakan buah dari sistem
Ekonomi Neoliberalisme yang bertumpu pada Pasar Modal,
Pasar Uang, dan Pasar Komoditas.

Di sana Modal/saham sebagian besar (>97%) tidak
dipakai untuk usaha, tapi spekulasi antar pemain
saham. Begitu pula uang bukan dijadikan alat
perdagangan, justru sebagian besar dispekulasikan oleh
spekulan valas. Pasar Komoditas pun jadi arena
spekulasi di mana para spekulan berdasi yang tidak
punya gudang dan akses ke pasar Induk melakukan
spekulasi jual-beli komoditas hingga jatuh
tempo/berjangka (biasanya selama 6 tahun).

Ironisnya, jika terjadi kekacauan, kaum Neoliberalis
yg berkolusi dgn penguasa dan ekonom tukang segera
meminta pemerintah untuk mensubsidi mereka.

Sebagai contoh pemerintah Indonesia pernah
"mensubsidi" para pelaku pasar dengan KLBI/BLBI
senilai Rp 600 trilyun di mana sebagian besar belum
kembali uangnya.

Untuk itu presentasi mengenai bahaya Ekonomi
Neoliberalisme saya buat.

IMF membunuh umat manusia tidak dengan peluru/rudal,
tapi dengan wabah kelaparan

Andres Perez, Mantan Presiden Venezuela, The Ecologist
Report, Globalizing Poverty, 2000

11,5 juta penduduk Indonesia kurang gizi/kelaparan

FAO, MS Encarta 2006

Neoliberalisme: Paham Ekonomi yang mengutamakan sistem
Kapitalis Perdagangan Bebas, Ekspansi Pasar,
Privatisasi/Penjualan BUMN, Deregulasi/Penghilangan
campur tangan pemerintah, dan pengurangan peran negara
dalam layanan sosial (Public Service) seperti
pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Neoliberalisme
dikembangkan tahun 1980 oleh IMF, Bank Dunia, dan
Pemerintah AS (Washington Consensus). Bertujuan untuk
menjadikan negara berkembang sebagai sapi perahan AS
dan sekutunya/MNC.

"Pasar Modal" (Pasar Uang, Pasar Saham, dan Pasar
Komoditas) adalah prioritas utama. Neoliberalisme
lebih mengutamakan sektor keuangan (Makro) daripada
sektor riel. Di Indonesia sekitar Rp 60 Trilyun/tahun
untuk pemilik SBI/SUN.

Memberikan "kebijakan" pinjaman hutang dengan
syarat agenda Neoliberalisme bagi dunia. Penghargaan
diberikan bagi negara yang taat dan hukuman bagi yang
membangkang. Afghanistan, Iraq, Korea Utara, dan Iran
adalah contoh utama.

Sistem Neoliberalisme melarang campur tangan negara
terhadap pengusaha/spekulan. Contohnya negara-negara
di seluruh dunia tidak berkuasa menghentikan spekulasi
minyak.

Harga Minyak Terus Meroket

Harga Minyak Terus Meroket

Harga minyak dari US$ 20/brl (2002) jadi US$ 147/brl
(2008). Naik 7x lipat dalam 6 tahun!

Hasil pelaksanaan Neoliberalisme di Indonesia

Pematokan Kurs (Pegged Rate) uang dihapus diganti
dengan "Kurs Mengambang" (Floating Rate). Agar
nilai uang stabil pemerintah membayar sekitar Rp 60
Trilyun setiap tahun ke pemegang SBI dan ORI.
Hancurnya Rupiah tahun 1998 dari Rp 2.200/1 USD hingga
Rp 11.670/1 USD akibat "Kurs Mengambang" dari
Neoliberalisme.

Penghapusan "Subsidi" BBM dan Listrik yang
menaikan harga. Bensin tahun 1998 sekitar Rp 700/liter
jadi Rp 6.000 di 2008 (Naik 76%/tahun).

Barang

Harga 2005

Harga 2008

Kenaikan
Premium

1.810

6.000

231%
Beras

3.000

5.500

83%
Angkutan Umum

1.000

2.500

150%
Minyak Goreng

4.500

11.000

144%
UMR

635.000

972.000

53%

Harga barang meroket melebihi kenaikan penghasilan
rakyat = Pemiskinan Massal. Rata2 kenaikan harga
barang 168% > kenaikan UMR 53%.

Kenaikan BBM 30% -> Pengangguran naik 16,92%

http://www.ppk.lipi.go.id/informasi/berita/berita_detil.asp?Vnomer=986

Peneliti LIPI, Dr Wijaya Adi, tingkat kejahatan naik
16% (jadi 256.431 kasus) setelah kenaikan harga BBM
tahun 2005 (Kompas, 28-5-2008 ).

http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/28/14074576/lipi.kenaikan.bbm.picu.kriminalitas

Penjualan BUMN/BUMD ke Swasta/MNC. PAM, Indosat,
Telkom, Krakatau Steel dijual ke Swasta/Asing. RS
Pemerintah ke Swasta. Privatisasi Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) jadi BHMN. Uang masuk/kuliah di UI Rp 200
ribu pada tahun 1998 jadi Rp 25 juta dan Rp 7,5 juta
per semester tahun 2008 (Naik 365%/tahun).
Neoliberalisme menjual produk kepada orang yang mampu
membeli. Bukan yang membutuhkan.

Neoliberalisme memberi MNC Monopoli atas Modal tanah,
uang, Sumber Daya Alam, dan sebagainya. Rakyat nyaris
tidak dibagi. 69,4 juta hektar tanah dikuasai oleh 652
pengusaha/BUMN. Sementara mayoritas petani lahannya <
0,4 hektar (Bank Dunia). 90% Migas Indonesia dikuasai
Perusahaan Asing. Tambang Emas dan Tembaga Papua
dikuasai Freeport. Sumber daya alam dikuasai dan
dinikmati MNC. Bukan oleh rakyat.

UKM hanya dapat pinjaman < Rp 7 trilyun/tahun

Dari Rp 1.982 Trilyun perdagangan saham di BEI -> Rp
hanya Rp 44,37 T ke Sektor Riel (2,24%). 97% lebih
tersedot untuk Spekulasi Saham. Untuk mendapat US$
Negara Berkembang harus usaha seperti menjual hasil
tambang atau memproduksi barang. Sementara AS tinggal
"Print" atau mencetak uang!

Penghasilan 1,3 Milyar penduduk (1/6) < US$ 1/hari.
Lebih dari 80 negara tahun 1999 income per capitanya <
daripada tahun 1989.

Tahun 1980: Pendapatan 20% teratas = 45 x 20% Terbawah

Tahun 2000: Pendapatan 20% teratas = 75 x 20% Terbawah

(Tabb, William K. "Globalization." Microsoft(R)
Encarta(R) 2006)

Sejak 1994-1998, nilai kekayaan 200 orang terkaya di
dunia bertambah dari US$ 40 Milyar jadi > US$ 1
Trilyun. Aset 3 orang terkaya di dunia > dari GNP 48
negara terbelakang

(The United Nations Human Development Report, 1999)

Ada alternatif ekonomi yang lebih baik untuk rakyat
ketimbang sistem Neoliberalisme. Sistem Ekonomi
Alternatif ini memberikan keadilan dalam pembagian
modal dan sumber daya alam serta harga kebutuhan pokok
yang stabil dan terjangkau bagi rakyat. Sistem Ekonomi
Islam, Sosialis, atau Pancasila memberi negara
wewenang untuk mendistribusikan modal dan SDA. Sistem
ini juga memberi negara hak untuk menguasai dan
mengelola faktor produksi penting dan menguasai hajat
hidup orang banyak. Sementara pada sistem Neoliberal,
itu dikuasai oleh MNC yang hanya memikirkan untuk
mendapat keuntungan sebesar-besarnya dan merampas
modal dan SDA dari rakyat.

Anda bisa mendownload file Presentasi NeoLiberalisme
Bertentangan dengan Islam di:

http://syiarislam.wordpress.com

Anda bisa memperbaiki dan mempresentasikannya untuk
memberikan pencerahan kepada rakyat bagaimana
berbahayanya Sistem Ekonomi Neoliberalisme dan
sebenarnya ada banyak Alternatif untuk
menggantikannya.

Tentu presentasi ini ada kekurangannya. Anda bisa
mengirimkan masukan/koreksi ke
agusnizami@yahoo.com.sg. Insya Allah Perbaikan dan koreksi akan diupload di:
http://syiarislam.wordpress.com

Referensi:

* "Ekonomi Islam Vs Ekonomi Neo-Liberal", M. Arif
Adiningrat dan Farid Wadjdi

* LIPI

* Kompas

Ekonomi yang Tercerabut

B Herry Priyono

Fisika ekonomi sedang berantakan. Keberantakan itu begitu menggigit jantung tata keuangan modern. Maka, pendapat bahwa titik nadir sudah tercapai hingga jalan menuju pemulihan akan segera terjadi lebih berbunyi sebagai hiburan gratis..

Pada titik ini, deretan penjelasan tentang apa yang sedang dan akan terjadi tentu berguna, tetapi juga lebih mirip ramalan dukun yang mengada-ada. Itu tidak hanya berlaku hari ini sebab telah lama kajian ekonomi lebih mirip inflasi ramalan ketimbang analisis. Bahkan, hingga akhir September 2008, di koran ini masih terbaca beberapa pendapat bahwa apa yang terjadi hanya anomali sementara dari sistem keuangan yang sudah berjalan baik. Tentu saja, itu buih verbal.

Meski tidak ingin menambah gelembung, catatan kecil ini juga akan terdengar seperti buih verbal lain. Sebab, menyitir filsuf Hegel, pemikiran selalu muncul kelewat terlambat ketika fakta sudah ganas menggigit setelah proses pembentukannya usai.

Memang, burung hantu Minerva mulai terbang hanya saat senja telah tiba. Artinya, kebijaksanaan hanya muncul di akhir hari. Itu pun hanya mungkin bila kita sedikit lebih mendalam bertanya apa yang telah terjadi. Dan apa yang terjadi bukan sekadar urusan teknikalitas keuangan serta ekonomi.

Kekacauan istilah Setiap mahasiswa baru di fakultas ekonomi belajar asal-usul. Ekonomi berasal dari kata Yunani oikos dan nomos.. Dari situ terbentuk oikonomia (tata kelola rumah tangga) dan oikonomike (seni mengelola rumah tangga).

Xenophon (430-354 SM) dan Aristoteles (384-322 SM) membahas hal itu. Cuma, Aristoteles buru-buru menambahkan perbedaan mendasar antara oikonomia dan chrematistike, seperti ditemukan di bagian awal bukunya, Politikon. Chrematistike adalah siasat pengejaran harta dan uang demi uang itu sendiri.

Meski biasanya muncul dari ekses oikonomia, chrematistike bukan bagian oikonomia, dan tegas dibedakan dari oikonomike. Mereka yang pernah mendengar nama Aristoteles mungkin mengerti, gagasan Aristoteles berdiri di atas prinsip ”apa yang baik adalah pemenuhan tujuan.

Maksudnya, jalan untuk dilalui, pisau untuk mengiris, atau otak untuk berpikir, dan bukan untuk yang lain. Tentu, pisau bisa dijualbelikan. Namun, jual beli itu hanya disebut baik jika uang hasil penjualan dibelanjakan, misalnya untuk membeli baju. Dan baju hanya baik jika sesuai tujuan, yaitu membungkus tubuh atau berpantas diri. Dalam bahasa Aristoteles, ”Ia yang menjual sepatu untuk mendapatkan uang demi uang ... telah melakukan apa yang bukan tujuan.” Apalagi menjual uang demi uang itu sendiri!

Tidak sulit melihat gagasan itu terlalu asing bagi telinga kita. Dan pokok itu juga diajukan bukan agar kita kembali ke Aristoteles. Namun, segera kelihatan, apa yang dewasa ini disebut ekonomi dan ilmu ekonomi sebenarnya amat jauh dari oikonomia dan oikonomike, tetapi lebih tepat disebut chrematistike.

Jika memakai bahasa sekarang, chrematistike adalah jual beli uang demi uang sendiri dalam berbagai bentuknya, persis huru-hara yang telah membawa kita ke malapetaka hari- hari ini. Maka, menyebut jual beli uang sebagai ekonomi—chrematistike sebagai oikonomia bukan hanya kesesatan mendasar, tetapi juga membentuk dalam diri kita perilaku sesat tentang ekonomi.

Mengapa chrematistike sama sekali bukan oikonomia, dan mengapa yang pertama buruk, sedangkan yang kedua baik? Jawaban Aristoteles panjang dan jauh lebih menawan daripada cara berpikir kita. Semua bermuara pada satu hal: orang-orang yang melakukan chrematistike hanya berhasrat untuk hidup, tetapi bukan hidup yang baik. Cuma, sejak kapan chrematistike terpeleset menjadi oikonomia? Soal ini membawa kita ke temaram sejarah abad ke-19. Dalam kepekatan kabut masa lalu, jejak pelesetan itu dapat dikenali dalam gagasan filsuf Inggris, John Stuart Mill, yang awalnya hanya ingin membuat ketat obyek kajian ekonomi.

Tahun 1836 ia menulis: Ekonomi tidak mengkaji seluruh perilaku manusia.., tetapi hanya hasrat makhluk yang mengejar harta.., dengan menepis hasrat lain kecuali pengejaran harta”. Dalam silang pendapat, upaya metodologis Mill ini lalu berpengaruh secara mendalam, terutama pada mazhab ekonomi yang kini disebut neoklasik. Rekaan metodologis itu membiakkan bukan hanya cara berpikir, tetapi membentuk cara berperilaku. Dari situ pula berkembang gambaran makhluk ekonomi (homo oeconomicus). Apa relevansi semua ini dengan kegagapan kita atas petaka yang terjadi hari-hari ini?

Ketercerabutan ekonomi Syahdan, sejarah adalah perkawinan hasrat, tindakan, dan gagasan.Namun, gagasan rupanya lebih sering direka-reka sesudahnya untuk
membenarkan hasrat dan tindakan, apa pun isinya. Pola itu tidak keliru diterapkan
pada ilmu ekonomi yang dominan saat ini. Caranya? Caranya serumit labirin, tetapi itu bermuara ke satu agenda: bagaimana membuat kegiatan ekonomi tampak seperti peristiwa alam, semisal tsunami atau gempa bumi.

Seperti tsunami terjadi bukan karena tindakan manusia, begitu pula terjadinya utang beracun (toxic debt) dilihat bukan karena tindakan para baron keuangan, tetapi sistem perbankan. Apa yang fatal? Pertanyaan tentang siapa (who) diusir dan diganti dengan apa (what).

Siasat itu bukannya tidak berguna sebab ia dapat menghindarkan analisis ekonomi dari selera pribadi. Namun, kerugiannya jauh lebih fatal daripada untungnya. Ekonomi sebagai ilmu manusia lalu dikosongkan dari manusia karena itu ia kehilangan isinya. Pokok ini punya implikasi jauh.

Pengosongan siapa itu berisi pembuangan tanggung jawab (responsibility) , sama seperti tsunami terjadi bukan karena tindakan manusia, tetapi gravitasi semesta. Dalam ekonomi dewasa ini, hukum gravitasi disebut ”sistem pasar”. Dengan itu, hasrat dan tindakan psikopatik dan patologis para baron finansial yang berjual beli uang demi uang juga terbebas dari tanggung jawab. Seperti biasa, pokok ini selalu dibaca sebagai sikap antipasar. Tak ada yang lebih keliru daripada pembacaan
seperti itu.

Masalahnya bukan ekonomi pasar, tetapi ekonomi pasar yang berlaku dewasa ini adalah jenis ekonomi pasar yang tercerabut (disembedded. Sekali lagi, genius ekonomi pasar sungguh dapat membantu terciptanya hidup bersama asal kehidupan bersama tidak diperlakukan sebagai pasar.

Kekacauan yang terjadi di pasar finansial hari-hari ini adalah bukti ketercerabutan itu. Bukankah itu pula yang terjadi berulang kali di Indonesia dalam 10 tahun ini? Dengan kegenitan ala Wall Street, bangsa petani berlagak melompat jadi pialang bursa. Apa yang belum terjadi adalah evolusi kultural. Maka, kita mirip ”orang utan” bermain lembar-lembar bursa, sementara lahan pertanian dan pabrik kian tidak dianggap titik berangkat oikonomia.

Namun, bagaimana menanam kembali (re-embedding) ekonomi yang telah tercerabut? Ini akan menyita catatan panjang. Di tengah luluh lantak pasar uang, mungkin berguna hari ini hanya mengajukan kehati-hatian sederhana. Itu pun bukan dari Wall Street, tetapi dari senior Aristoteles, yaitu Plato dalam Republik: Kalau yang disebut orang adil adalah ahli menjaga uang, ia tentu juga ahli mencuri uang.
***
B Herry Priyono Dosen pada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi
Filsafat Driyarkara, Jakarta

Menggugat Paradigma Penempatan dan Perlindungan BMI

Oleh: Y Budi Wibawa *)

Menurut teori klasik, migrasi dan perpindahan penduduk (mobilitas) dianggap berkorelasi positif dengan perbedaan karakteristik wilayah atau negara. Ketidakseimbangan nilai sosial-budaya, faktor lingkungan dan
menurunnya keamanan merupakan daya tarik dan daya dorong yang nyata
terjadinya migrasi. Motif ekonomi masih menjadi alasan terbanyak, hampir 90 persen
sebagai faktor penyebab migrasi. Dengan demikian migrasi pada dasarnya
merupakan kecenderungan alamiah masyarakat. Namun migrasi dapat juga terjadi karena diberdayakan, diarahkan atau diprogramkan dengan kebijakan tertentu (induced
migration).

Selain pull and push factor ada faktor antara yang menyebabkan sebuah putusan migrasi diambil atau tidak oleh masyarakat, ialah faktor hambatan (Todaro, 1985). Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan menjadi faktor penghambat utama bagi terjadinya perpindahan. Selain itu seringkali pula ditemukan faktor-faktor sosial-budaya misalnya keterikatan pada tanah leluhur dan nilai-nilai sedentary. Demikian pula pertimbangan mengenai biaya.

Adanya ketimpangan dan ketidakmerataan sumber daya dan pembangunan sesungguhnya telah disadari sejak lama oleh Pemerintah, bahkan oleh Pemerintah Kolonial. Werving Ordonatie 1880 adalah instrumen politik pertama yang mengatur mengenai perpindahan penduduk Indonesia khususnya Jawa, Bali dan Madura. Kepentingan utamanya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Perkebunan-perkebunan Belanda di Sumatera dan juga di negara-negara koloni Belanda lainnya.

Pun pada jaman pendudukan Jepang, romusa menjadi cara mobilisasi paksa
tenaga-tenaga kerja produktif guna mengerjakan prasarana perang.

Pasca kemerdekaan, kemauan politik untuk mengatur migrasi dan perpindahan penduduk dimulai pada tahun 1960 dengan dicanangkannya Program Transmigrasi. Namun program ini terkendala kondisi politik dalam kurun waktu tahun 60-an dan kembali digalakkan secara massif pada tahun 1972.

Persoalan yang hendak dijawab pemerintah dengan progam ini adalah masalah
kepadatan penduduk dan disparitas ekonomi yang makin timpang utamanya antara Jawa
dibanding pulau-pulau yang lain. Selain itu juga untuk tujuan
pemeliharaan politik pertahanan dan keamanan (Sarjono, 2005).

Dalam waktu yang hampir bersamaan, dipertengahan era tahun 70-an Pemerintah RI juga mulai membuka program penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri (TKI) atau buruh migran. Pada periode awal, Negara-negara Arab menjadi tujuan utama pengiriman dan kiranya memberikan hasil yang cukup baik bagi buruh migran dan anggota keluarganya maupun bagi negara, baik berupa devisa maupun pengurangan angka pengangguran dan kemiskinan.

Penempatan buruh migran ke luar negeri diambil pemerintah sebagai skenario untuk menjawab persoalan pengangguran di dalam negeri yang semakin besar. Diduga hal tersebut merupakan impact dari kesalahan pendekatan pembangunan yang dipilih Orde Baru utamanya yang berdampak pada peminggiran perempuan pedesaan akibat revolusi hijau. Namun pada proses awal, pemerintah sekiranya cukup konsisten dan terlibat langsung dalam proses rekruitmen.

Sosialisasi dan penyiapan tenaga kerja benar-benar dilakukan, bahkan ketrampilan plus menjadi istilah yang sangat popular di kalangan komunitas migran pada waktu itu dan menjadi standar yang selalu coba dipenuhi.
Instansi yang disiapkan yaitu Balai Antar Kerja Antar Negara (AKAN) dan PT Bijak
sebagai penyelenggara penempatan.

Dari fakta-fakta historis tersebut nampaknya bisa disimpulkan bahwa proses migrasi di Indonesia sebenarnya selalu diprakarsai atas kepentingan pemerintah. Meski dari waktu ke waktu terdapat variasi tujuan namun semuanya mengarah pada kemauan politik untuk mengatasi masalah kependudukan dan ekonomi termasuk ketenagakerjaan yang tidak pernah berhasil dituntaskan oleh pemerintah. Kebijakan yang terbentuk
merupakan direct policy untuk mengatur masalah-masalah tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan lebih lanjut bahwa migrasi di Indonesia pada dasarnya merupakan type induced migration . Type migrasi ini bagi negara-negara berkembang umumnya memang lebih diharapkan karena dengan demikian perlindungan dan dampak positif migrasi dapat dioptimalkan.

Namun kenyataan yang dialami oleh buruh migran ternyata berkebalikan dengan kesimpulan tersebut. Capaian kuantitatif penempatan, remitansi dan perkembangan infrastruktur lokal di komunitas asal migran dalam kurun 30 tahun penerapan program penempatan buruh migran memang nampak nyata.

Namun disebalik itu problem yang muncul utamanya menyangkut perlindungan HAM
semakin lemah. Semakin hari masalah yang menimpa buruh migran semakin
kompleks dan tak sepenuhnya teratasi. Belum lagi bila dikaitkan dengan problem
degradasi pedesaan dan rusaknya jejaring sosial yang timbul akibat migrasi yang
mengindikasikan bahwa pemerintah telah gagal memaksimalkan dampak
positif migrasi untuk penguatan rakyat.

Proses penempatan buruh migran juga semakin menjadi bisnis
yang lekat dengan human trafficking . Dan yang perlu diperhatikan,
dekadenya secara kebetulan paralel dengan dilakukannya swastanisasi
penempatan buruh migran dimana pemerintah telah mengurangi peranannya dan
menyerahkan penyelenggaraannya kepada swasta (PJTKI/PPTKIS) . Kiranya korelasi ini
masih perlu diperiksa lebih lanjut, namun sekurang-kurangnya hal itu
menunjukkan kelemahan kualitatif mekanisme penempatan dan perlindungan yang
diterapkan sekarang ini.

Terjadi dualisme proses dan penanggung jawab penempatan dan perlindungan buruh migran yang menyebabkan terjadinya tumpang tindih kewenangan dan sekaligus memberi peluang saling lempar tanggung jawab ketika terjadi masalah. Dualisme ini menjadi kukuh dengan UU PPTKLN No 39/2004. Peran swasta barangkali benar telah menjadikan pasar tenaga kerja internasional menjadi lebih atraktif sehingga dapat menyerap
lebih banyak angkatan kerja yang akhirnya akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Namun perlindungan yang terabaikan dan berbagai bentuk pelanggaran HAM
melampaui peri kemanusiaan.

Demi rakyat, paradog ini harus segera diakhiri. Pemerintah perlu segera mengambil kembali kendali penempatan dan perlindungan buruh migran. Dalam hal ini selaras dengan kewajiban dan tanggung jawab negara untuk menjamin kesejahteraan dan melindungi warganya. Selebihnya pemerintah juga perlu untuk memastikan bahwa migrasi dan hasil-hasilnya sungguh dapat memperkuat rakyat secara berkelanjutan.

Tuntutan ini sudah pasti akan melawan arah arus makro ekonomi yang dianut pemerintah saat ini. Namun liberalisasi pasar tenaga kerja internasional sudah pasti akan menjadikan kekalahan bagi kaum buruh dan rakyat miskin. Sementara itu memberikan kewenangan pada agen dalam pasar tenaga kerja seperti sekarang ini telah terbukti menyebabkan prosesnya menjadi sarat dengan human trafficking . Diantara keduanya, pilihan yang mungkin paling rasional adalah memberikan tugas dan kewenangan penempatan dan sekaligus perlindungan buruh migran kepada pemerintah sebagai public service .
***


Y Budi Wibawa : Direktur Eksekutif Institute for Migrant Workers (IWORK)



Sumber:
http://www.zonamigran.com/kso.php?id=54&kode=4

Sabtu, 11 Oktober 2008

EFT dalam menangani Panic Dissorder

Kita kini semakin mengetahui bahwa faktor utama penyakit-penyakit fisik yang kita alami adalah masalah emosional kita. Dan semoga kasus yang pernah saya tangani kali ini dapat berguna bagi kita semua.

Pasien saya, seorang wanita kira-kira berumur 40an tahun sejak 8 bulan yang lalu menderita Sakit kepala yang luar biasa. Sakit kepalanya ini kerap muncul bila Ia sedang barada di tempat keramaian seperti di mall, rumah sakit, atau toko buku. Bila sakitnya datang, Ia merasakan pusing yang luar biasa sampai-sampai mau jatuh pingsan.

Saya minta pasien untuk mengingat kembali kapan pertama kali menderita serangan sakit kepalanya. Dari penuturan Pasien yang dapat Ia ingat, sakit kepalanya timbul sejak delapan bulan yang lalu setelah Ia mengetahui ada kista di rahimnya. Dan sebagaimana penuturan suaminya, Istrinya ini sudah diperiksakan ke 5 orang dokter paling ahli di bidang syaraf, darah, dan penyakit dalam di sebuah rumah sakit terkenal di daerah Lippo Karawaci. Menutur penuturan suaminya juga, tubuh istrinya pernah di scaning untuk melihat apa ada sesuatu yang mencurigakan di dalam tubuh istrinya sebagai penyebab sakir kepalanya. Tapi semua hasil pemeriksaan dokter ahli tidak menemukan penyebabnya.

Karena saat pasien datang menemui saya sedang mengalami rasa sakitnya, maka saya memutuskan untuk menangani dari aspek fisik. Ketika saya menyuruh pasien membayangkan dirinya sekarang berada di dalam mall, intensitas pusingnya meninggi.

Ia berdiri sambil tangan kirinya memegang kepalanya dan tangan kanannya memegang kursi berjalan pindah ke kursi di sudut ruangan. Ia merasa ingin jatuh.

Sebelum saya lakukan tapping padanya, saya menanyakan apa yang sekarang Ia rasakan. Pasien mengatakan saat ini Ia merasa pusing sekali dan pandangan kurang jelas melihat orang di depannya. Skala pusingnya 10 menurut penuturan pasien saya. Saya lakukan 2 putaran EFT dan membuat rasa pusingnya turun pada skala 5-6. Setelah saya lakukan tapping berikutnya intensitas pusingnya turun pada skala 3-4 dan tidak mau turun lagi.

Mengetahui hal itu saya melakukan tapping beberapa masalah emosional dengan terlebih dahulu menanyakan hal-hal yang membuat serangan sakit kepalanya timbul, Diantaranya bila Ia mau pergi sakit kepalanya muncul, ada perasaan takut jatuh bila di tempat ramai.

Beberapa aspek emosional yang saya tapping pada pasien membuat tidak banyak membuat perubahan pada pusing kepalanya. Namun pasien melaporkan kini timbul rasa berat di kepala. Mengetahui hal itu saya menyimpulkan ada aspek emosional yang lain yang belum terungkap. Mengingat kembali dari pembicaraan sebelum sesi tapping, saya menyimpulkan peran suaminya ketika menghadapi istrinya yang saat muncul vertigonya memainkan peran sebagai aspek emosional pasien.

Sebelum Saya lakukan tapping untuk masalah emosional yang lain, saya berbicara pada pasien mengenal hal-hal yang dilakukan suaminya dan menanyakan benarkah hal-hal itu membuatnya kesal. Pasien saya membenarkan hal itu. Lalu saya lakukan tapping untuk masalah emosional berikutnya. Dari tapping terakhir ini pasien melaporkan rasa pusingnya jauh berkurang, penglihatanya semakin jelas, dan berat dikepalanya jauh berkurang.

Sesi terapi harus berakhir walaupun saya melihat masih ada aspek emosional yang harus ditangani karena ada keperluan lain dari pasien dan mereka berjanji akan melakukan tahap pertemuan selanjutnya. Sesi terapi berlangsung kurang dari satu jam dan intensitasnya rasa sakitnya turun hingga skala 4 atau 5.

Masalah – masalah emosional selalu melekat dan ada di setiap detik kehidupan kita, maka penting bagi kita memiliki ketrampilan untuk menangani masalah-masalah emosional diri kita sendiri, karena ini semua penyebab dari keadaan kita sekarang ini baik sakit fisik yang kita derita, keadaan financial kita saat ini, karier kita saat ini, hubungan yang buruk di keluarga maupun kantor saat ini, kemampuan menjual yang buruk, dll.

Masalah – masalah emosional justru membawa kita pada keadaan – keadaan yang sebenarnya ingin kita hindari dalam hidup kita.

Walaupun Anda ingin sekali bergerak maju ke depan dalam hidup Anda,Bisa jadi satu kaki Anda masih menginjak rem. Supaya Anda bebas, Anda harus belajar bagaimana melepaskannya, melepaskan sakit hati,melepaskan ketakutan, melepaskan trauma masa lalu, melepaskan keraguan, melepaskan kekawatiran, menolak menjadi tawanan rasa sakit yang pernah terjadi. Energi yang Anda habiskan karena masa lalu akan menahan Anda dari kehidupan yang baru.

PROSES PENYEMBUHAN YANG SEDERHANA DAN LEBIH CEPAT

by Ade Bio
Email : adeklhayo@yahoo. com , adebio_wellness@ yahoo.com

Seperti yang kita ketahui bahwa tubuh kita 80% terdiri dari air,jd
sangat mudah bereaksi terhadap lingkungan sekitar
kita (berdasarkan buku terlaris( "the true power of water"),untuk itu
kita perlu menjaga nya untuk tetap mempunyai
struktur molekul yang balance (seimbang),salah satu penyebab tidak
seimbang nya adalah air yang kita konsumsi sehari – hari
adalah air yang mati (struktur molekulnya sangat tidak bagus). Salah
satu untuk bisa tetap seimbang adalah dengan mengkonsumsi
air yang ber energi

Manfaat Air yang Ber energi :

-Meningkatkan kadar Oksigen dalam darah
-Meningkatkan kualitas tidur
-Mengurangi tingkat stress
-Menghilangkan racun ( Detoksifikasi )
-Menambah cairan sel – sel tubuh
-Menyeimbangkan unsure Ying & Yang
-Menciptakan energi CHI
-Meningkatkan situasi mental diri
-Membantu proses penyembuhan
-Mempertahankan keremajaan kulit ( awet muda )
-Meningkatkan system kekebalan tubuh

Untuk membuat air yang ber energi proses nya bisa di bantu oleh alat
yang di sebut AMEZCUA BIO DISC (www.amezcua. com)
lisensi dari PROGNOS,di mana alat ini bisa merubah struktur molekul
dan cairan menjadi berkualitas (positif) karena
alat ini terdapat mineral-mineral yang memancarkan energi
positif,untuk anda yang dalam masa penyembuhan sangat membantu
untuk bisa mempercepat proses penyembuhan anda,ex : - anak autis, -
penderita kanker, - diabetes, - batu ginjal dll.

CARA PENGGUNAAN BIO DISC :

1.Untuk Air :
- Alirkan air yg akan kita minum ke permukaan Kaca Bio Disc
- Letakkan Gelas yg berisi air di atas permukaan Kaca Bio Disc lalu
diam kankira2 10 menit,lalu siap di konsumsi.

2.Untuk Therapy Badan :
- Letakkan Kaca Bio Disc Di daerah yg mengalami sakit lalu gosok2an
dgnmemutar nya berlawanan arah jarum jam,setelah beberapa
menit rasakan berkurangnya rasa sakit.
- Dengan bantuan sinar senter LED arahkan Kaca Bio Disc ke arah daerah
ygmengalami sakit atau nyeri,lalu senter yg sdh
di hidupkan di putar berlawananarah jarum jam,setelah beberapa menit
kita akan merasakan sakit yg berkurangbahkan sampai
benar2 hilang.

3.Untuk Tumbuhan :
- Alirkan air yg akan di gunakan utk menyiram tanaman anda ke
permukaan KacaBioDisc, lalu Disiram kan ke tanaman anda,maka
akan membantu pertumbuhantanaman anda jauh lebih cepat dan baik mutu nya.

TERSEDIA THERAPY GRATIS UNTUK ANDA YG MEMBUTUHKAN, Silahkan hubungi
no.contact-08179839 980

EFT for Depression

Ketika saya menggunakan EFT untuk membatu klien saya dalam mengatasi depresi karena trauma masa lalu, saya dapat memotong waktu treatment secara dramatis. Klien mendapatkan full recovery dari depresinya dalam waktu satu minggu atau kurang, dapat menghentikan konsumsi obat anti-depressant, dan kembali pada kehidupannya dengan energi baru, optimis dan kepercayaan diri.

Ada beberapa catatan penting untuk diingat ketika menggunakan EFT untuk mengatasi depresi. Popularitas EFT membuat banyak orang mempelajarinya dan menggunakannya untuk diri sendiri, tanpa memerlukan bantuan seorang terapis. Sementara banyak orang mengalami hasil yang impresif dalam menggunakan EFT, yang lain mengalami kendala dan menyerah sebelum menyadari potensinya dan mengembangkan sense of possibilities.

Berikut beberapa alasan yang paling umum tidak mencapai kesempurnaan atau tidak efektif dalam mengguakan EFT untuk mengatasi depresi, yaitu :
• Tidak menyadari akan emosi aktual yang seharusnya mendapat fokus (tidak sensitif / dingin, terisolasi, atau represif)
• Terputus dan tidak mampu fokus pada issu utama
• Berhenti terlalu cepat – tidak persisten
• Mempunyai keinginan untuk tetap depresi. – mengambil ”keuntungan kedua” untuk tetap depresi.
• Ada aspek tersembunyi dalam depresi yang tidak teridentifikasi atau menjadi target treatment EFT.
• Terlalu banyak issu dan aspek yang berbeda yang menimbulkan kebingungan kemana arah yang akan dituju, hal apa yang akan ditapping dan mana yang terlebih dahulu ditangani.
• Keragu-raguan diri di bawah sadar yang menyebabkan kehilangan fokus dan teralih perhatiannya dari penggunaan kata-kata yang tepat.
• Reaksi alergi atau toksin terhadap benda tertentu, pengobatan, atau pengaruh lingkungan yang mempengaruhi penanganan dengan EFT.

Untuk hambatan-hambatan umum di atas terhadap keberhasilan EFT dalam menangani depresi, akan sangat membantu bila anda bekerja sama dengan praktisi EFT berpengalaman. Atau anda mungkin merasa nyaman melanjutkan menggunakan teknik ini pada diri anda sendiri. Tetapi pada kasus yang akut, atau pada awal treatment, seorang terapis yang baik dapat membuat banyak perbedaan.

CARANYA MENGHILANGKAN LUKA-LUKA EMOSIONAL DENGAN EFT

Ketika Anda mengalami luka fisik, seperti luka di wajah, tubuh Anda otomatis membentuk selaput luka, yang lebih kuat dan lebih tebal dari pada daging aslinya. Maksud selaput luka ini adalah untuk membentuk penutup pelindung, cara alam untuk mencegah luka di tempat yang sama.

Kita cenderung melakukan hal yang sama setiap kali kita mengalami luka emosional, ketika seseorang melukai kita. Kita bentuk luka-luka emosional atau spiritual untuk melindungi diri kita. Kita pandai untuk mengeraskan hati, kebal terhadap dunia, dan menarik diri ke dalam semacam tempurung pelindung emosional.

Banyak orang mengalami luka-luka emosional tanpa pernah menderita luka fisik. Dan akibatnya pada kepribadian sama saja. Orang-orang ini pernah dilukai seseorang di masa lalunya. Untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan terluka lagi mereka bentuk selaput luka spiritual, luka emosional untuk melindungi ego mereka. Tetapi selaput luka ini, “melindungi” mereka bukan saja terhadap individu yang semula melukai mereka, melainkan juga semua manusia lainnya. Terciptalah dinding emosional yang tak dapat ditembus teman ataupun lawan.

Luka-luka emosional yang terbentuk biasanya akan tertanam di bawah sadar dan terbawa terus hingga dewasa. Luka-luka emosional yang dibentuk sejak kecil karena perilaku didik orang tua yang menyakitkan dan merendahkan anak, akan terus terbawa dan mempengaruhi perilaku.Bahkan banyak kasus ketakutan orang tua yang ditunjukan dengan melarang seorang anak melakukan sesuatu akan terbawa dan berwujud menjadi trauma dan selanjutnya trauma itu akan mewujud menjadi penyakit fisik yang menyakitkan sepanjang hidup, kecuali luka-luka emosional itu dapat dihilangkan.

BAGAIMANA EFT BEKERJA MENGHAPUS LUKA-LUKA EMOSIONAL?

Ketika seseorang mengalami luka secara emosional, seperti marah, kesal, kecewa atau sedih, maka aliran sistim energi dalam tubuh akan mengalami gangguan. Terganggunya aliran energi tubuh pada tahap selanjutnya akan menjelma menjadi penyakit fisik. Bagaimana luka emosional dapat dihapus dengan teknik EFT, berikut adalah langkah-langkah teknik EFT yang sederhana tapi efektif dalam mengatasi hampir semua masalah emosional. Secara lengkap Anda bisa membaca bagian artikel “ BAGAIMANA MELAKUKAN EFT” di www.practical-eft.blogspot.com.

Ada empat langkah yang harus dilakukan untuk melakukan EFT. Di mana prosedur ini digunakan untuk tujuan apa saja, yaitu :
1. The setup
Langkah pertama ini bertujuan mempersiapkan energi sistim untuk diarahkan pada masalah yang akan ditangani. Prosedur ini sangat vital terhadap keseluruhan proses.
2. The sequence
Langkah kedua adalah melakukan tapping (ketukan ringan) dengan menggunakan ujung jari pada titik-titik meridian tubuh. Titik-titik meredian ini sebenarnya adalah titik-titik akupunktur yang sudah disederhanakan menjadi 18 titik.
Lihat juga bagian artikel “TITIK MEREDIAN TUBUH”
3. 9 gamut procedure
Langkah ketiga merupakan langkah yang cukup lucu. Tapi langkah ini dimaksudkan untuk menstimulasi otak dengan melakukan 9 langkah sambil mentapping titik gamut spot.
Lihat juga bagian artikel “TITIK MEREDIAN TUBUH”
4. The sequence

Langkah terakhir ini dilakukan persis sama seperti langkah kedua.
Contoh kasus :
Seseorang mempunyai perasaan kawatir kepada anak perempuannya. Hal ini terkait dengan masalah rumah tangga yang sedang dihadapinya. Bila kekawatiran ini datang, Ia merasakan jantungnya yang berdebar-debar.Setelah dilakukan tapping pada aspek kekawatiran ini, Ia menjadi lebih tenang dan debar-debar pada jantungnya menjadi hilang.
Anak-anak kita
juga mengalami luka-luka emosional, yang sangat banyak dari orang tua tidak mengetahui akan hal itu. Luka-luka emosional itu bisa datang dari lingkungan mainnya, di sekolahnya, ataupun di rumahnya. EFT dapat membantu orang tua untuk mengatasi luka-luka emosional anaknya agar tidak terbawa hingga dewasa yang akan berpengaruh pada perilaku, keyakinan dan kebiasaannya anak.

Anda Ingin mengetahui lebih jauh Apa itu Emotional freedom Tachnique ?
Silahkan Anda bergabung di milis practical-eft@yahoogroups.com

Bagaimana EFT dapat membersihkan jalan cita-cita anda

Tulisan ini berasumsi anda sudah mempunyai pengetahuan tentang EFT. Pendatang baru tetap dapat mengabil pelajarannya tetapi disarankan untuk mendapatkan Free EFT Quick Start di milis atau mempelajarinya dari DVD untuk lebih mendapatkan pemahaman yang baik.

Tulisan ini adalah tentang bagaimana menciptakan kelimpahan dalam hidup kita (how to create abundance in life). Kelimpahan itu bisa berarti memiliki uang banyak, memiliki rumah idaman, mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar, hubungan yang harmonis, memiliki usaha dengan keuntungan yang sesuai harapan, dan lain – lain sesuai definisi masing-masing orang tentang kelimpahan. Setiap orang mempunyai cara dalam menciptakan kelimpahan dalam hidup. Demikian juga saya yang tertarik mengembangkan cara-cara dalam mencapai kelimpahan khususnya melalui teknik EFT.

Bagi saya EFT hanyalah sebuah alat yang lahir untuk membantu orang mencapai tujuan-tujuan tertentu. Namun alat adalah hanya sebuah alat. Tahu bagaimana cara menggunakan alat – dalam hal ini EFT – saja belum cukup. Karena disamping itu kita juga perlu mengembangkan art of delivery dalam EFT, yaitu kemampuan dalam mencari penyebab utama dari sebuah masalah dan menerjemahkannya ke dalam bentuk setup word.
Untuk pribadi saya sendiri EFT saya gunakan untuk membantu mewujudkan sebuah perenungan yang telah saya lakukan. Saya dan anda dapat belajar bagaimana menciptakan kelimpahan dari Carrol Look dengan EFT for Abundantnya. Tapi bagi saya pribadi, hanya memakai mentah-mentah cara-cara yang telah ditemukan seseorang membuat saya mudah mengalami kebuntuan, mengurangi kreativitas, dan menghambat ide-ide baru. Untuk membantu pemahaman akan saya analogikan seperti mengerjakan rumus matematika. Ketika anda ingin memperoleh jawaban tertentu, anda tinggal ambil rumus tertentu yang sudah ada. Kerjakan sesuai rumus dan selesai. Tapi pada beberapa kasus kita mengalami kebuntuan meskipun kita sudah mengikuti rumus yang ada. Di situlah kebuntuan (stuck) menghambat kreativitas kita dalam bereksplorasi. Mengapa hal ini terjadi, karena kita terlalu terpaku pada rumus atau cara-cara yang ada. Karena itu jangan anda tertlalu terpaku pada cara-cara yang anda dapatkan. Kalau bisa berekperimenlah sendiri.

Sekarang kembali pada topik menciptakan kelimpahan. Mungkin pemikiran saya ini berlawanan dengan pemikiran yang sudah berlaku pada umumnya yaitu bila ingin mencapai sesuatu di masa depan kita harus bekerja mati-matian dan mengikatkan pikiran kita pada apa yang ingin kita capai. Namun saya mempunyai pemikiran terbalik, yaitu bila kita ingin mencapai sesuatu, kita harus membebaskan pikiran kita dari apa yang kita inginkan. Anda terkejut? Mungkin. Lalu mengapa justru kita tidak memikirkan sesuatu yang sebenarnya kita inginkan?.

Menginginkan sesuatu di masa depan berarti mengaitkan pikiran kita (ini mungkin bekerja dalam bawah sadar anda) pada masa lalu dan masa depan. Masa lalu dan masa depan adalah tali pengikat yang menahan anda dalam mencapai sesuatu. Anda mungkin mudah memahami mengapa masa lalu menjadi tali pengikat dalam kehidupan. Trauma kejadian masa lalu sangat jelas merupakan tali yang menahan anda dalam bergerak ke depan untuk meraih sesuatu. Begitu juga keyakinan-keyakinan dan pikiran-pikiran yang menghambat yang berasal dari masa lalu dapat menahan anda mencapai sesuatu. Keyakinan bahwa menjadi kaya itu membawa stress, memiliki banyak uang dapat membuat orang menjadi tamak, menjadi kaya harus dilahirkan dari orang tua kaya, atau anda mengalami sakit hati karena kekasih anda ingkar janji untuk menikahi anda sehingga anda menganggap semua pria akan meyakiti anda lagi. Contoh-contoh di atas adalah bentuk-bentuk keyakinan yang didapat dari masa lalu.

Mengikatkan pikiran dengan masa depan juga dapat menjadi tali pengikat anda dalam meraih keinginan anda. Keinginan yang kuat pada sesuatu di masa depan bisa memunculkan faktor-faktor emosional yang malahan akan berbalik menjadi senjata penghancur. Pengikatan pikiran yang kuat pada masa depan akan menimbulkan ketakutan secara psikologis. Ketakutan ini datang dalam bentuk : kekawatiran, kecemasan, kegelisahan, ketegangan. Kita tahu bahwa bawah sadar tidak dapat membedakan mana kondisi nyata dan mana kondisi tidak nyata. Ketakutan kita tentang masa depan adalah kondisi psikologis tidak nyata yang dibuat di pikiran. Namun bawah sadar menerima hal itu seolah-olah nyata. Dan selanjutnya bawah sadar akan menciptakan kondisi, keadaan, situasi agar kita mengalami peristiwa seperti yang ditakutkan itu cepat atau lambat.

Karena itulah kita harus melepaskan keinginan yang kuat tentang masa depan kita. Pelepasan keinginan ini dapat diartikan sebagai bentuk berserah diri sepenuhnya seperti halnya tumbuhan akan berbuah pada waktunya.

Pengalaman saya pribadi memberikan pelajaran bahwa ketika saya menginginkan sesuatu, saya akan melepaskan pikiran tersebut, setelah itu saya lupakan. Saya tidak berusaha keras mencari apa yang saya inginkan. Tapi apa yang saya inginkan itu pada akhirnya hadir dalam kehidupan saya tanpa saya berusaha mati-matian.

Namun mungkin banyak juga yang tidak dapat melepaskan pikirannya dari apa yang diinginkannya sehingga akan banyak menimbulkan emosi negatif seperti ketidakyakinan apakah yang diinginkannya akan terwujud, selalu bertanya kapan impiannya terwujud, selalu menanti-nanti, dll.

Itulah pikiran-pikiran pengikat yang mengganggu proses terciptanya keinginan atau cita-cita kita untuk mencapai kelimpahan.

Tips berikut dapat anda gunakan dalam meraih kelimpahan apapun dalam hidup anda :
1. Buatlah sebuah keinginan atau cita-cita kelimpahan anda
2. Perhatikan suara-suara dalam benak anda yang berkaitan dengan cita-cita kelimpahan anda.
3. Bila ada suara-suara negatif apapun yang berkaitan dengan cita-cita kelimpahan anda, lakukan EFT untuk membuang suara-suara negatif itu.

Suara-suara negatif yang mungkin berbentuk ketidakyakinan, keraguan, kekawatiran, blok mental adalah pengganggu proses terwujudnya kelimpahan anda. EFT bukan saja dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah berkaitan dengan penyakit fisik, tapi juga bisa digunakan untuk mengatasi emosi-emosi negatif, keyakinan dan pikiran menghambat.
***

sumber
practice-eft.blogspot.com

Bagaimana EFT Bekerja

EFT merupakan teknik akupuntur versi emosional. Berbeda dengan teknik akupuntur pada umumnya yang menggunakan jarum, EFT menggunakan tapping (ketukan ringan) dengan jari di 18 titik meredian tubuh untuk mengatasi hampir semua hambatan emosi dan fisik. Bandingkan dengan 300an titik akupuntur versi konvensional.

Ketika seseorang mengalami hambatan emosional seperti marah, kecewa, sedih, cemas, stress, trauma dll, aliran energi di dalam tubuh yang melalui titik meredian tubuh akan terganggu. Dan untuk menghilangkan hambatan-hambatan emosi di atas, kita perlu memperbaiki gangguan aliran di titik meredian dengan cara mentapping dengan teknik EFT.

Untuk melakukan tapping pada 18 titik meredian tubuh, hanya memerlukan 4 prosedur yang sederhana dan mudah diingat, yang dinamakan basic recipe. Prosedure ini dapat digunakan untuk mengatasi hampir semua masalah emosi negatif dan fisik.

Apa itu EFT?

Emosional Freedom Technique (EFT) didasarkan pada penemuan baru yang dapat menangani banyak rasa sakit, penyakit fisik dan isu-isu emosional. Dapat dikatakan EFT adalah versi emosional dari akupunktur namun tidak menggunakan jarum. Tapi dengan menyelaraskan sistim energi tubuh pada titik-titik meridian di tubuh Anda, dengan cara mentapping (mengetuk) dengan jari Anda. Prosesnya sangat mudah untuk diingat dan dapat diterapkan di mana saja. Hal ini membuat kemunculkan EFT Discovery Statement yang mengatakan..

“ Penyebab segala macam emosi negatif adalah terganggunya sistim energi tubuh.”
Dan karena penyakit fisik kita sangat terkait dengan emosi kita, pernyataan berikut sangatlah benar…

“Emosi-emosi negatif yang tak terselesaikan, menjadi penyebab utama pada hampir semua penyakit fisik kita.”

EFT mendasarkan kekuatannya pada :
(1) Penemuan di dunia Timur yang lebih dari 5000 tahun
(2) Albert Einstein, pada tahun 1920 menyatakan bahwa segala sesuatu (termasuk tubuh kita) tersusun dari energy.

Praktek-praktek penyembuhan barat mengabaikan dasar-dasar di atas dan mengapa EFT sering berhasil pada kasus-kasus yang tidak dapat ditangani.
Keuntungan-keuntungan lain menanti Anda seperti…

• Anda dapat membuat langkah besar dengan memanfaatkan EFT ke dalam proses terapi Anda (Apakah Anda sebagai professional atau sebagai pasien). Daripada membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun menggunakan “talk therapy” yang conventional, EFT sering memberikan hasil yang jelas dan menyeluruh dalam satu atau dua sesi…terkadang terjadi dalam sekejap. Di EFT dikenal dengan istilah “ one minute wonders”.
• Begitu EFT mampu membersihkan sampah-sampah emosi, langkah selanjutnya adalah memperhatikan bagaimana penyakit fisik mulai lenyap. Sakit kepala, sakit punggung dan ketidaknyamanan lainnya akan mengalami perbaikan atau hilang sama sekali. Penglihatan Anda mungkin menjadi lebih jelas dan stress harian akan hilang.
• Pada dasarnya, Anda dapat gunakan EFT untuk segala sesuatu. Ini adalah sesuatu yang mengagumkan dari EFT. Anda dapat menggunakan prosedur dasarnya untuk menghilangkan ketakutan berbicara di depan umum, atau memperbaiki skor pada permainan golf Anda. Anda juga dapat menggunakannya untuk alergi hingga kanker. Termasuk pada ketakutan, trauma, depresi dan schizophrenia. Begitu Anda benar-benar menyadari kemampuan universal dari EFT, Anda akan dengan senang hati bergabung dengan antusias. Tidak ada yang seperti EFT.

Kemungkinan batas-batas EFT
Saya tidak mengklaim bahwa EFT itu sempurna, Kami tidak mengklaim 100%. Tetapi biasanya EFT bekerja dengan baik dengan hasil yang spektakuler. EFT sering mampu di mana teknik yang lain tidak sanggup dan hal itu menunjukan jalan untuk penyembuhan tingkat tinggi.

Persentase dari penduduk (ambil saja 5%) mempunyai masalah emosional yang serius. Bagi Pendatang baru di EFT disarankan mempraktekannya pada hal-hal yang umum dahulu. Sementara Anda dapat menggunakan EFT dengan sangat mengesankan, janganlah pergi di mana Anda belum memiliki qualifikasi.
***
sumber : practice-eft.blogspot.com

10 Langkah menuju jiwa sehat

Kebahagiaan autentik (authentik happines) hanya dirasakan oleh orang yang memiliki jiwa sehat. Tak ubahnya seperti tubuh sehat, jiwa sehat pun harus diraih melalui latihan, kesungguhan, dan disiplin diri.

Menarik sekali penggalan endorsement buku di atas. Mengingatkan kita untuk terus menerus berusaha merengguh kesehatan jiwa. Karena jiwa yang sehat akan menjadikan tubuh kita juga sehat. Nantinya akan meraih kebahagiaan sempurna, baik lahir maupun batin.

Nah, buku ini mencoba meneguhkan misi kesehatan autentik itu. Di dalamnya terdapat 10 langkah untuk menjadikan jiwa kita sehat dan 10 langkah yang menyebabkan jiwa kita menjadi sakit. Kita akan diajarkan untuk memaknakan langkah tersebut dalam kehidupan sehari-hari, plus mamandu kita agar mencapai tujuan yang dimaksud. Diksi materinya pun menarik, karena akrab dengan kosa kata keseharian.

Namun problemnya, sangat sulit untuk menyadari akan ‘rasa sakit’ dalam jiwa itu. Tidak seorangpun yang mau dikatakan bahwa jiwanya tidak sehat. Bahkan, pasien yang sudah nyata-nyata divonis mengalami gangguan jiwa berat pun (seperti skrizopania, psikopat, dll) tidak mau mengakui bahwa jiwanya sedang sakit (h. 35).

Karenanya, banyak sekali yang sadar ataupun tidak sadar, mengambil sikap mental dan menampilkan prilaku psikomotorik yagn dapat mengakibatkan jiwanya kurang waras. Seperti, terlalu egosentris dan tidak peduli dengan kepentingan orang lain, mau enak sendiri, dan sikap-sikap negatif lainnya.

Sebelum mengaplikasikan langkah-langkah, diperlukan upaya yang serius diiringi sikap jujur dan setia dalam mendeteksi sifat dan sikap yang ada dalam setiap diri. Apakah semuanya telah berjalan normal atau menunjukkan gejala tidak sehat jiwa?. Tanpa dimulai dengan proses itu, langkah-langkah itu menjadi tidak relevan untuk menjadikan jiwa kita sehat.

Penulis buku ini menyadari bahwa telah ada standar kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) yang berjumlah delapan. Tetapi menurutnya, dalam Islam kita bisa menemukan lebih dari itu. Berdasarkan pengamatannya, penulis buku menawarkan sepuluh langkah untuk meraih kesehatan jiwa dan sepuluh langkah lagi yang kerap menjadikan jiwa sakit.

Langkah yang melahirkan kesehatan jiwa terdiri dari (1) Membiasakan diri memilih yang benar walaupun sulit, (2) Menikmati dengan puas dan mensyukuri apa yang dimiliki, (3) Membiasakan diri untuk berbagi dan peduli, mengubah paradigma dari penerima menjadi pemberi, (4) Membiasakan diri untuk berfikir dan berzikir, (5) Membiasakan bekerjasama dan bersinergi, (6) Belajar melihat hikmah di balik musibah, (7) Membiasakan diri untuk memberi reaksi positif walaupun terhadap aksi negatif, (8) Menyebar kasih sayang, (9) Membersihkan hati dari sampah pergaulan, dan (10) Tidak marah kecuali mendidik.

Sementara langkah yang membuat jiwa sakit, terdiri dari: (1) Membiasakan diri memilih yang enak walaupun salah, (2) Menempatkan keinginan dan tuntutan di luar batas jangkauan, (3) Tidak mau berbagi dan tidak peduli, (4) Tidak suka berolah pikir dan melupakan zikir, (5) Kebiasaan one man show, (6) Memandulkan kreativitas spiritual, (7) Kebiasaan membalas aksi negatif dengan reaksi negatif yang berlebihan, (8) Kasih sayang hanya tertuju pda diri sendiri, (9) Mengumpulkan sampah pergaulan dalam hati, dan (10) Mengumbar nafsu amarah.

Langkah-langkah di atas, menurut M. Thohir dapat dipakai oleh semua lapisan masyarakat. Dia menyisir dari aplikasi kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, tempat kerja, sampai pada posisi menjadi pemimpin. Hal ini dimaksudkan bahwa problem kejiwaan tidak mengenal batas lapisan masyarakat.

Langkah-langkah yang ditawarkan buku ini sangat komprehensif. Ini terlihat dari analisis yang disanggah oleh al-Quran dan hadits, ilmu psikiatri, referensi dari WHO, organisasi profesi, dan penulis bidang kesehatan baik nasional maupun internasional.

Menariknya, langkah-langkah yang disebutkan di atas sangat mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih jauh lagi, langkah-langkah itu dapat ditingkatkan menjadi modul-modul untuk sebuah “pelatihan kesehatan jiwa”. Sehingga, tidak saja menjadi bacaan tapi sekaligus bisa dibuat paket-paket pelatihan yang diperkaya dengan instrumentasi materi lainnya, seperti yang ada dalam modul pelatihan pada umumnya.

Meski demikian, M. Thohir mengingatkan kesiapan kita untuk memulai memperbaiki jiwa. “Sudah siapkah jiwa anda untuk memulai hidup baru dengan paradigma baru?”. Karena hidup itu untuk dinikmati walaupun tanpa atribut-atribut duniawi. Hidup yang membahagiakan, imbuhnya, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi lebih dari itu menghangatkan dan memancarkan gelombang kebahagiaan bagi yang mendaki dan berinteraksi (h. 192).

Sumber :http://www.psq.or.id/perpustakaan_detail.asp?mnid=31&id=77

The Power of Dream:

Impian akan membuat diri Anda menjadi besar!

By : hernowo hasim
hernowo_mizan@yahoo.com

Yakini sesuatu yang Anda impikan dan impikan apa yang Anda yakini,
maka impian Anda akan jeadi kenyataan.

Dare to Dream! Beranilah bermimpi! Oleh karena impian akan membuat
Anda menjadi besar.

Ungkapan di atas umumnya harus disimak dan disikapi dengan arif dan
bijak bahwa yang dimaksud ungkapan tersebut bukanlah menyarankan kita
untuk tidur dan bermimpi dan kemudian mengharapkan memenangkan lotere
kehidupan. Ungkapan itu menunjukkan bahwa kita perlu merencanakan
suatu cita-cita yang besar yang memang ingin kita raih (kita impikan).
Setelah itu, kita harus fokus dan bekerja keras untuk mewujudukan
impian kita menjadi kenyataan.

Jangan pernah takut bermimpi, sekalipun akhirnya tidak seluruh impian
Anda terwujud. Oleh karena itu, jauh lebih baik seseorang mencapai
sebagian dari impian (cita-cita)-nya daripada sama sekali tidak
memiliki keinginan untuk mencapai cita-citanya.

*

Kata-kata di atas saya temukan di buku The Power of Dream karya
Tjiptadinata Effendi. Banyak buku tentang "bermimpi" yang sudah saya
baca. Hampir semuanya berbicara dengan "nada" yang sama. Salah satu
buku yang menurut saya dahsyat-menggetarkan adalah karya Dr. Waas,
Imagine That! Buku ini sangat praktis karena melatih kita (terutama
anak-anak di sekolah) untuk berani "bermimpi". Tanpa kita atau
anak-anak kita dilatih untuk berani bermimpi, ada kemungkinan hidupnya
akan sangat cupet (kerdil).

Di halaman 73 buku Pak Tjiptadinata itu, saya pun menemukan sesuatu
yang praktis, tidak terlalu sulit untuk saya lakukan:

Pertama, ciptakanlah mimpi Anda. (Saya, Hernowo, biasa memenafaatkan
kegiatan menulis untuk menciptakan mimpi saya. Dengan menulis, saya
bisa merumuskan mimpi saya dengan jelas dan mengecek apakah mimpi saya
itu memotivasi saya untuk mewujudukannya atau tidak).

Kedua, yakini apa yang Anda impikan. (Menurut saya, Hernowo, keyakinan
itu akan datang jika apa yang ingin saya yakini itu jelas, terang
benderang, dan sangat logis/rasional. Jika tak jelas (tak menerangi
pikiran saya) apa mungkin saya meyakini sesuatu yang menggelapi, yang
ruwet, yang berantakan?).

Ketiga, mimpikan apa yang Anda yakini. (Setelah muncul keyakinan dalam
diri saya, Hernowo, saya pun kemudian merasakan dorongan (motif) yang
luar biasa agar saya membawa mimpi saya itu senantiasa hadir setiap
saat di dalam diri saya. Kadang, seperti yang disampaikan di poin
ketiga ini, saya meyakini hal-hal yang bisa saya raih. Tapi saya
membiarkan, tidak memimpikannya, ya akhirnya kemampuan saya untuk
meraih itu menjadi musnah. Jadi, sebuah keyakinan kadang memang harus
dimimpikan juga).

Keempat, jika 1-3 sudah Anda jalankan, mimpi Anda akan menjadi
kenyataan. (Kenyataan itu tidak harus terjadi 100% seperti apa yang
saya, Hernowo, mimpikan. Kenyataan itu bisa saya wujudukan secara
bertahap, tidak sekaligus. Ini yang meringankan saya dan membuat saya
terus berani bermimpi. Kadang 40% terwujud. Seminggu kemudian 60%
terwujud. Sebulan 80% dan seterusnya, yang akhirnya 100% terwujud.
Hidup itu berproses, bukan sekali jadi dan instan!).

Selamat bermimpi, kawan....
***

Sumber :
Mailis DikBud@yahoogroups.com
Kamis, 9 September 2008

KEBETULAN YANG BUKAN KEBETULAN

Oleh: Audifax
audivacx@yahoo.com

Research Director di SMART Center for Human Re-Search & Psychological
Development


"There's no accident", demikian kata Sigmud Freud. Intinya, tak ada
kebetulan murni di dunia ini. Setiap kebetulan adalah 'kebetulan yang
bukan kebetulan'. Filosofi inilah yang coba diusung James Redfield
lewat Celestine Prophecy. Redfield mengajak kita merasakan adanya
energi Ilahi yang bekerja dan muncul lewat kebetulan-kebetulan .
Inilah bukti bahwa alam semesta mendengar ketulusan doa tiap manusia
dan membantu lewat serangkaian kebetulan.

Jauh sebelum konsep Law of Attraction dikemukakan Rhonda Byrne dalam
'The Secret', Carl Gustav Jung sudah lebih dulu mengemukakan konsep
sinkronisitas. Konsep Jung inilah yang tampak kental mewarnai trilogi
novel 'Celestine Prophecy' karya Redfield. Novel yang menjadi best
seller di pergantian milenium itu telah menginspirasi banyak orang.

Pada Juni 2008, Gramedia Pustaka Utama menerbitkan 'Celestine
Vision'. Di buku ini Redfield memaparkan landasan teoritis dari novel
'Celestine Prophecy'. Dijelaskannya bahwa alam semesta adalah sistem
dinamis yang digerakkan oleh aliran keajaiban-keajaiban kecil yang
berlangsung secara terus-menerus. Bukan itu saja. Alam semesta juga
merespon kesadaran kita melalui berbagai kebetulan yang dapat kita
alami setiap saat.

Hidup adalah Kemungkinan
Kebetulan bisa menyangkut munculnya seseorang pada saat yang tepat
dengan membawa informasi atau sesuatu yang memang kita cari. Bisa juga
kesadaran mendadak bahwa hobi atau ketertarikan yang kita miliki di
masa lalu, ternyata merupakan persiapan untuk menangkap kesempatan
atau peluang kerja di depan mata.

Psikolog Swiss, Carl Jung, adalah pemikir modern pertama yang
menjelaskan fenomena misterius ini. Ia menyebut dengan istilah
sinkronisitas. Jung berpendapat sinkronisitas adalah prinsip
sebab-akibat dalam alam semesta, hukum yang menggerakkan umat manusia
menuju pertumbuhan kesadaran yang lebih besar.

Dalam 'Celestine Vision', Redfield mengemukakan bahwa kunci paling
penting dalam upaya memanfaatkan berbagai sinkronisitas dalam
kehidupan kita, adalah tetap waspada serta meluangkan waktu untuk
mengkaji apa yang sedang berlangsung. Kita mesti mulai melihat bahwa
berbagai kebetulan dalam hidup kita, adalah misteri yang membawa kita
berhadapan langsung dengan pertanyaan-pertanya an spiritual yang lebih
dalam tentang kehidupan.

Di sini kita bisa mensimetrikan pendapat Redfield dengan Martin
Heidegger, yang mengungkapkan pemikiran bahwa barangsiapa mencari
kedalaman, mulailah dengan yang dangkal-dangkal dan melihat
kedangkalan dengan tatapan yang cermat dan dalam, maka kedalaman itu
akan muncul dari hal-hal yang bersifat permukaan.

Heidegger melihat bahwa manusia adalah entitas yang bergerak dalam
pemahaman tentang Ada-nya di dunia. Maka dalam keseharianpun, manusia
dapat memetik pemahaman tentang 'Ada' melalui kewaspadaan dan
meluangkan waktu untuk mengkaji apa yang sedang berlangsung. Dalam
'Being and Time', Heidegger mengatakan ini sebagai mistik keseharian,
yaitu bersikap mistis dalam keseharian; yang berarti menghayati
keseharian secara mendalam sampai ke dasar-dasar Ada kita sendiri,
dengan cara terus-menerus menanyakan Ada.

Sinkronisitas dan Energi Ilahi
Sinkronisitas bisa dirasakan ketika manusia bersikap mistis dalam
keseharian seperti dimaksudkan Heidegger. Sinkronisitas adalah
kesadaran tentang bagaimana hal-hal Ilahi terjadi dalam kehidupan
kita. Dalam sinkronisitas, terjadi penyatuan antara transendensi dan
imanensi. Tuhan tidak mengawang-awang di atas sana, melainkan hadir
melalui kebetulan-kebetulan di keseharian. Kebetulan yang sejatinya
merupakan jawaban atas doa kita.

Berarti di sini manusia mesti terlebih dulu membuat keputusan mengenai
arah hidup dan selanjutnya peka terhadap kebetulan-kebetulan yang
menuntun pada arah yang dituju. Dengan menyadari sinkronisitas,
diharapkan kita tak lagi melempar tanggung jawab hidup kita ke atas
langit, namun berani menghadapi dan memutuskan apa yang mau kita tuju.

Di sinilah kita diajarkan bertanggungjawab atas konsekuensi keputusan
hidup. Melalui cara pandang Celestine, manusia diajak melihat bahwa
alam semesta bukan bekerja atas dasar "Manusia berusaha, Tuhan
menentukan", melainkan "Manusia menentukan, Tuhan mengusahakan".

Jika penentuan dianggap ada di tangan Tuhan, maka tak ada tanggung
jawab manusia atas hasil keputusannya sendiri. Padahal, justru manusia
mesti menentukan terlebih dahulu apa yang diinginkannya. Jika
keinginan itu selaras dengan keseimbangan semesta, maka energi Ilahi
itu akan membantu (mengusahakan) tercapainya keinginan lewat
kebetulan-kebetulan yang sejatinya bukan kebetulan.

***

Global Warming: Kita harus waspada!

By : Ma'rufin Sudibyo

Salah satu tema paling seksi dalam khazanah
astrofisika adalah mass extinction alias pemusnahan
massal. Ini adalah peristiwa dimana populasi dan
kelimpahan makhluk hidup di Bumi mendadak menyusut
dalam skala waktu yang sangat pendek (kurang dari 1
juta tahun, teramat singkat dalam skala waktu geologi)
dibanding semula.

Dalam 500 juta tahun terakhir di Bumi terjadi
sedikitnya lima episode pemusnahan massal berskala
besar, yakni 435 juta tahun silam (akhir Ordovisian),
374 juta tahun silam (akhir Devon), 250 juta tahun
silam (batas Permian-Trias), 201 juta tahun silam
(akhir Trias) dan 65 juta tahun silam (batas
Kapur-Tersier).

Yang terakhir ini memang terpopuler
sebab pada saat itulah kawanan reptil raksasa
dinosaurus musnah lenyap kehidupannya bersama 75 %
makhluk Bumi saat itu. Namun pemusnahan massal
terdahsyat terjadi 250 juta tahun silam kala 96 %
populasi makhluk hidup mendadak lenyap.

Baik pemusnahan massal pada batas Permian-Trias maupun
pada batas Kapur-Tersier diduga kuat berkaitan dengan
kejadian tumbukan benda langit raksasa yang terkoneksi
dengan banjir lava basalt.

Pemusnahan massal 250 juta tahun silam diduga erat terkait dengan terbentuknya Kawah Bedout (diameter 200 km) di Australia Barat
sebagai kawah satelit dan kawah Wilkes Land (diameter
400 km) di Antartika sebagai kawah utama serta banjir
lava basalt di Siberia. Rekonstruksi posisi kedua
kawah untuk waktu 250 juta tahun silam menunjukkan
keduanya berada di zona Kutub Selatan masa itu,
sementara pusat banjir lava basalt Siberia berada di
dekat Kutub Utara masa itu, atau di sekitar antipode
(titik-lawan) kawah Bedout dan Wilkes Land.

Sementara pemusnahan massal di batas Kapur-Tersier
diduga kuat terkait dengan terbentuknya Kawah
Chicxulub di Mexico (diameter 200 km) dan banjir lava
basalt Dekan di India. Sama juga, rekonstruksi pusat
banjir lava basalt Dekan untuk 65 juta tahun silam
menunjukkan dirinya berada di sekitar antipode Kawah
Chicxulub. Belakangan di sekitar lokasi banjir lava
ini juga didapati kawah tumbukan lain yang tak kalah
besarnya, Kawah Shiva (panjang 600 km lebar 450 km)
yang juga terbentuk 65 juta tahun silam.

Rekonstruksi posisi kawah Chicxulub dan Shiva ini untuk waktu 65
juta tahun nsilam menunjukkan keduanya memang berada
dalam sistem pode-antipode alias saling berseberangan.

Salah satu 'substansi penghancur' dalam pemusnahan
massal adalah kadar CO2 yang sangat berlebih di
atmosfer, yang menyebabkan pemanasan global.

Pada pemusnahan massal 250 juta tahun silam kadar CO2 di
atmosfer mencapai 3.000 ppm atau 0,3 %. Sementara
dalam pemusnahan massal 65 juta tahun silam kadar
CO2-nya 'hanya' 1.000 ppm. O' Keefe dan Aherns (1989)
menyimulasikan, dengan basis kadar CO2 masa kini yang
diasumsikan 350 ppm, tumbukan asteroid batu/besi
berdiameter 10 km ataupun komet berdiameter 14 km akan
membuat kadar CO2 di atmosfer melonjak hebat hingga
1.500 ppm oleh melelehnya sedimen karbonat yang
menjadi target tumbukan dan kebakaran hutan global
yang menjadi dampak lanjutan dari tumbukan.

Implikasinya suhu rata-rata permukaan Bumi pun naik
10º C dari nilai semula. Padahal kenaikan suhu
rata-rata sebesar 4º C saja sudah cukup untuk
meleburkan seluruh gletser yang tersisa di Bumi dan
juga padang es di Arktika dan Antartika. Terjadinya
pemanasan global pada 250 juta tahun silam dan 65 juta
tahun silam dapat diketahui dari anomali rasio isotop
C-13/C-12 yang berharga 0,4 (padahal normalnya hanya
0,27).

Kini atmosfer Bumi kita mengandung CO2 sebanyak 375
ppm (nilai tahun 2005). Oleh pemakaian bahan bakar
fossil yang diimbangi dengan pembabatan hutan secara
besar-besaran, maka terjadilah penambahan CO2 di
atmosfer sebanyak 3 ppm/tahun yang diikuti dengan
kenaikan permukaan rata-rata air laut sebesar 3,1
mm/tahun dan kenaikan suhu rata-rata 0,05º C. Jika
semuanya berjalan secara linier, kondisi udara saat
musnahnya dinosaurus (yakni kadar CO2 1.000 ppm)
memang baru akan tercapai pada 2215 CE alias 208 tahun
lagi.

Namun melelehnya semua es di permukaan Bumi
(termasuk kutub) akan terjadi lebih cepat, yakni dalam
4/0,05 = 80 tahun lagi atau pada 2090 CE kelak.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
bahkan menyebut kenaikan suhu 4º C akan terjadi lebih
cepat lagi, yakni dalam 70 tahun mendatang.

Meski 'hanya' 4º C namun harap diingat bahwa 30 %
makhluk hidup Bumi saat ini sangat sensitif terhadap
perubahan suhu, sehingga kenaikan suhu global sebesar
2º C saja sudah mampu memusnahkan mereka. Jika suhu
global sampai naik 4º C maka 30 % lahan basah akan
hilang. Implikasinya tentu sangat luar biasa.

Kemusnahan macam ini setara dengan dampak tumbukan
masa Eosen (35 juta tahun silam) yang membentuk kawah
Chesapeake Bay (diameter 95 km, lokasi New York) dan
Popigai (diameter 100 km, lokasi Russia timur).

So, tanpa harus menanti komet Armageddon jatuh
menumbuk Bumi, kita manusia pun bisa menciptakan
pemusnahan massal dalam 70 - 80 tahun ke depan.
Rumusnya "sangat sederhana" : bakar semua bahan bakar
fossil dan organik serta babat segala macam hutan.

Pemusnahan massal akibat pemanasan global, menurut
IPCC, sebenarnya bisa dicegah jika emisi GRK (gas
rumah kaca, yakni kumpulan gas CO2, CH4, SO2, SO3,
NO2) dikendalikan hingga 2030 mendatang pada rentang
445 - 490 ppm, sehingga kenaikan suhu global bisa
ditahan hanya mencapai 2 - 2,4º C. Namun kini kadar
GRK di atmosfer sudah mencapai 400 - 515 ppm (angka
tahun 2005), sehingga one-way ticket menuju pemusnahan
massal memang sudah mulai kita pegang.

Ditambah dengan kebebalan negara-negara maju yang tidak mau menurunkan
tingkat emisi GRK-nya, menurunkan keserakahannya dan
lebih memilih berjual beli karbon yang sungguh tidak
ada kaitannya dengan upaya menurunkan emisi guna
mendinginkan suhu Bumi, nampaknya tiket itu makin kuat
tergenggam.

So, apakah mau begitu?
salam
***

Sumber :
http://www.mail-archive.com/forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com/msg28375.

AGAR SELAMAT DARI SERANGAN JANTUNG SAAT TIDAK ADA ORANG DI SEKITAR

By C.A. Hidayat"


Apa yang harus kita lakukan jika terkena serangan jantung saat kita Hanyaseorang diri?

Dua orang staf Johnson City Medical Center menemukan
metodeini dan mereka menelitinya secara mendalam di Unit Gawat
Darurat Rumah Sakit kami, serta menulis artikel mengenai hal
tersebut. Tulisan mereka telah diterbitkan, dan bahkan temuan ini
mereka masukkan dalam pelatihan CPR dan ACLS.

Metode yang disebut 'Cough CPR' ('CPR lewatBatuk') ini terbukti dapat dan berhasil dilakukan, dan seorang ahli penyakit jantung mengakuinya.

Bayangkan bahwa Anda sedang dalam perjalanan pulang ke rumah (seorang diri,tentu saja). Saat itu pukul 6.15 sore. Anda betul-betul penat,jengkel dan frustasi setelah seharian bekerja berat. Tiba-tiba dada Anda terasa amat sakit, dan rasa sakitnya kemudian menjalar ke lengan dan terasa sampai ke bagian rahang. Rumah sakit terdekat dari rumah jaraknya hanya lima mil.

Sayangnya, Anda tidak tahu apakah Anda bisa melanjutkan
Perjalanan sejauh itu. Apa yang harus Anda lakukan? Anda sudah pernah
Berlatih melakukan resusitasi jantung (CPR), tetapi sayangnya sang
pelatih tidak mengajarkan cara melakukannya pada diri Anda sendiri.

Orang yang terkena serangan jantung pada umumnya sedang sendirian
Saat serangan tersebut datang, dan kami kira metode dalam artikel
ini bias diterapkan.

Jika tidak segera mendapatkan pertolongan, orang yang jantungnya berdetak tidak beraturan dan mulai tidak kehilangan kesadaranhanya mempunyai waktu 10 detik sebelum tidak sadarkan diri.Tetapi, mereka bisa menolong diri sendiri dengan batuk berulang-ulang dandengan sekuat tenaga.

Sebelumnya, mereka harus menarik napasdalam-dalam, dan batuk yang dikeluarkan pun harus sekeras dan sepanjangmungkin, seperti kalau kita akan membuang dahak yang menyumbat di dadakita. Menarik napas dalam lalu batuk sekuatnya ini harus diulang terus-menerustanpa henti setiap 2 detik sampai
bantuan tiba atau sampai detak jantung terasa normal kembali.

Dengan menarik napas dalam-dalam, oksigen akan masuk ke dalam paru-paru,
sedangkan gerakan dada akibat batuk akan menekan jantung dan membuat
darah tetap bersirkulasi. Tekanan pada jantung juga akan membuat
organ tersebut kembali berdenyut dengan normal. Dengan demikian korban serangan jantung bisa sampai ke rumah sakit untukmemperoleh perawatan medis.

Ceritakan metode ini kepada sebanyak mungkin orang; dengan demikian
nyawamereka bisa terselamatkan! Dikutip dari laporan berkala Health
CaresRochester General Hospital, No. 240 "AND THE BEAT GOES
ON..." (cetakan ulang dari terbitan The Mended Hearts, Inc.: Heart
Response). JADILAH SAHABAT BAGI ORANG LAIN
****
Sumber :
Mailis Sabili@yahoogroups.com
Sabtu, 11 Oktober 2008

Penyebab Rusaknya Ilmu

Oleh: Shohib Khoiri

Sudah empat belas abad yang lalu Rasulullah mewanti-wanti kita akan adanya ulama suu' (buruk), mereka tidak mengajak kita kepada surga, akan tetapi justru mengajak kita kepada neraka. "Gelar" cendekiawan sering kali melenakan kita dan menipu kita, sehingga kita terkagum-kagum dan membenarkan segala perkataannya tanpa memperhatikan maksudnya. Saya teringat dengan nasehat kyai saya dahulu ketika masih di pesantren tentang bahaya penyakit ini, beliau berkata kurang lebih "Sebesar apa pun kecintaan kita pada seorang ulama atau orang-orang yang benar, maka janganlah hal tersebut melebihi cinta kita kepada kebenaran, karena orang benar tidak akan selamanya benar, sedangkan kebenaran selamanya akan benar".. Mungkin ini sesuai dengan pepatah arab "undzur maa qaala wa laa tandzur man qaala", lihatlah apa yang dikatakan tetapi janganlah engkau melihat siapa yang mengatakannya..

Kalaulah kepada orang-orang yang 'alim dan pintar kita tidak boleh terkagum-kagum dan taqlid buta, maka apalah jadinya jika seandainya kita terkagum-kagum kepada al-Muta'aalim (bukan al-muta'allim) yaitu orang-orang memperlihatkan diri seakan-akan berilmu, padahal tidak. Ulama-ulama terdahulu sudah mewanti-wanti akan hadirnya golongan al-muta'aalim ini, mereka banyak berkata-kata tentang agama dan ijtihad padahal mereka belum sampai pada derajat mujtahid, merekalah yang merusak ilmu dan agama. Maka tidak heran jika Ibnu Abidil Barr al-Qurthuby berkata dalam Jami'nya dan Al-Ghazali dalam Ihyanya "Lau sakata man lam ya'lam saqatha al-khilaf" (jika orang-orang yang tidak tahu diam niscaya tidak akan terjadi perselisihan).

Islam adalah agama yang mengenal istilah otoritas, Islam melarang kita untuk berbicara tentang dien semau mulut kita, islam mengajarkan kepada kita untuk bertanya tentang agama kepada mereka yang tahu atau ahli dalam bidangnya, fas-aluu ahla adz-dzikr in kuntum laa ta'lamun. Lalu siapakan para ulama itu?.. Allah berfirman: Innama yakhsyaLLaha min 'ibaadihi al-ulama.. (Sesunggu yang paling takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya adalah Ulama).. Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Quran al-A'dzimnya mengutip perkataan Ibnu Abbas mengenai pengertian kata ulama dalam ayat ini, Beliau berkata: al'aalim bi ar-Rahman man lam yusyrik bihi syai-an wa ahalla halaalahu wa harrama haraamahu wa hafidza washiyyatahu wa aiqana annahu mulaaqiihi wa muhaasab bi'ilmihi (orang yang mengenal ar-Rahman dengan tidak mempersekutukannya, menghalalkan apa-apa yang dihalalkannya, mengharamkan apa yang diharamkan oleh-Nya, menjaga segala wasiat-Nya/perintah-Nya dan yakin bahwa ia akan bertemu dengan-Nya serta akan dimintai pertanggung jawaban atas ilmu yang dimilikinya). Dari perkataan beliau sudah sangat jelas bahwa ulama adalah mereka yang mempunyai karakter diatas, yang dapat menyatukan antara ilmu dan amal dan yakin bahwa ilmu mereka akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak, maka dari itu ulama bukanlah mereka yang menghalakan homoseksual/lesbian, menghalalkan pernikahan muslimah dengan non muslim, menginjak lembaran-lembaran al-Quran atau mengatakan tidak ada hukum Allah di muka bumi walaupun mereka bergelar "cendekiawan". Benarlah apa yang dikatakan oleh Sufyan ats-Tsauriy: Ta'awwadzu billah min fitnatil 'aabid al-jaahil wa min fitnati al-'aalim al-faajir, fa-inna fitnatahuma fitnatun likulli maftuun (Berlindunglah kepada Allah dari fitnah seorang ahli ibadah yang jahil dan dari fitnah seorang 'alim yang gemar maksiat, karena fitnah keduanya ibarat sihir bagi orang-orang yang tersihir)

Menurut Syeikh Bakr Abu Zaid Rahimahullah, seorang ulama yang tidak diragukan lagi keilmuan dan kesholehannya, salah satu faktor penyebab rusaknya ilmu sehingga terjadi berbagai macam perselisihan adalah: An ya'taqida al-insan fii nafsihi aw yu'taqada bihi annahu min ahli al-'ilm wa al-ijthaad fii ad-diin – wa lam yablugh tilka ad-darajah – fa ya'mal 'alaa dzaalika ( jika seseorang yakin atau diyakini bahwa ia termasuk ahli ilmu – padahal ia belum sampai pada derajat tersebut – kemudian ia beramal sesuai dengan ilmu yang ia yakini).. Mereka berkata-kata tentang agama berdasarkan akal mereka atau mungkin mereka belajar kepada orang-orang men"tuhan"kan akal mereka..

Inilah apa yang disabdakan oleh Nabi Shallallah 'alaihi wa sallam : Laa yaqbidhuLLah intizaa'an yantazi'uhu min an-naas, wa laakin yaqbidhu al-'ilma biqabdhi al-'ulama, hataa idzaa lam yabqa 'aalimun ittakhadza an-naas ru'asaa juhaalan fa su-iluu fa aftuu bi ghairi 'ilm fa dhallu wa adhallu (Tidaklah Allah mencabut ilmu dengan cara melepaskannya dari manusia, akan tetapi Dia mencabutnya dengan cara mencabut ruh para ulama, sehingga jika tidak tersisa seorang 'alim diambilah oleh manusia orang-orang yang bodoh sebagai panutan, mereka ditanya dengan berbagai macam pertanyaan dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan).

Inilah salah satu penyakit yang sering kali menyerang para "ulama", yaitu malu untuk berkata tidak tahu atau ada keinginan untuk mengshowkan diri agar dapat disebut sebagai 'alim atau cendekiawan. Mereka senang untuk ditanya padahal tidak tahu, tidak memperhatikan atau bahkan tidak segan-segan melanggar apa-apa yang sudah jelas dalam agama.. Mereka seperti apa yang dikatakan oleh Bisyr al-Hafy: Man ahabba an yus-al fa laisa bi ahlin an yus-al (Barang siapa yang senang untuk ditanya maka dia bukalah orang yang tepat untuk ditanya).

Perhatikanlah contoh mulia ketawadhuan dan kehati-hatian terhadap ilmu dari seorang ulama yang telah lama mendahului kita, yaitu al-Imam asy-Sya'biy, suatu ketika dikatakan kepada beliau :Kami malu atas sikapmu ketika engkau ditanya engkau mengatakan aku tidak tahu. Beliau berkata: Mengapa kita mesti malu, sedangkan malaikat saja tidak malu ketika ditanyakan kepada mereka perkara yang mereka tidak ketahui seraya berkata "Maha Suci Engkau tidaklah kami mengetahui kecuali apa-apa yang Engkau ajarkan kepada Kami". (al-Baqarah: 32)..

Selain itu perhatikanlah contoh-contoh ketawadhuan dan kehati-hatian para ulama kita terdahulu:

Imam Malik: Ketika ditanya puluhan pertanyaan kepadanya beliau tidak menjawabnya kecuali hanya sedikit, akan tetapai hal tersebut tidak membuat harga diri beliau turun atau jatuh.

Imam Ibnu Hibban: Ketika beliau mengarang bukunya (ats-Tsiqat) beliau sering terganjal ketika menulis biografi para rijal hadits dan berkata: Aku tidak tahu siapa dia dan aku pun tidak mengetahui siapakah ayahnya.

Imam Adz-Dzahabiy: Berhenti ketika membandingkan keutamaan antara Ummul Mu'minin Khadijah dan Ummul Mu'minin 'Aisya Radhiyallah 'anhuma.

Kalaulah para ulama diatas begitu tawadhu dan hati-hati terhadap ilmu, maka siapalah kita yang baru belajar agama kemarin sore. Mungkinkah kita berkata-kata tentang agama semau akal kita dengan keilmuan kita yang serba pas-pasan. Apakah melalui mulut kita umat ini mendapat hidayah ataukah sebaliknya justru karena mulut kitalah umat ini menjadi sesat.. Na'udzubillah.

Jika sekiranya seekor keledai memakai sehelai sutra
Maka tetaplah orang-orang akan memanggilnya: wahai keledai#
***
Sumber :
Mailis PMIK@yahoogroups.com
Sabtu, 11 Oktober 2008

Kamis, 09 Oktober 2008

..... 002

Rintik hujan membasahi setiap relung relief di bumi. Kuberanjak dari tempat tidur ketika sayup2 dari arah dapur terdengar bercengkrama dgn kedua anakku. Kuhampiri mereka seraya kubertanya, 'sudah ikhlaskah tuk menjalani hari ini ?'

..... 001

Kusambut pagi dengan gembira, ketika Tari dan Ahan beranjak dari tempat tidurnya, .... anak2ku sudahkah kau buka hari ini dengan syukur ? Hujan sejak dini hari tlah menina bobokan kesunyian dlm tidurnya. Ayo kita ciptakan masa depan dg penuh optimis..

BUDIDAYA MALU DIKIKIS HABIS GERAKAN SYAHWAT MERDEKA

Pidato Kebudayaan Taufiq Ismail


Sederetan gelombang besar
menggebu-gebu menyerbu pantai Indonesia,
naik ke daratan, masuk ke pedalaman. Gelombang demi gelombang ini
datang susun-bersusun dengan suatu keteraturan, mulai 1998 ketika
reformasi meruntuhkan represi 39 tahun gabungan zaman Demokrasi
Terpimpin dan Demokrasi Pembangunan, dan membuka lebar pintu dan
jendela Indonesia. Hawa ruangan yang sumpek dalam dua zaman itu
berganti dengan kesegaran baru. Tapi tidak terlalu lama,
kini
digantikan angin yang semakin kencang dan arus menderu-deru.

Kebebasan berbicara, berpendapat, dan mengeritik, berdiri-menjamurnya
partai-partai politik baru, keleluasaan berdemonstrasi, ditiadakannya
SIUPP (izin penerbitan pers), dilepaskannya
tahanan
politik,
diselenggarakannya pemilihan umum bebas dan langsung, dan seterusnya,
dinikmati
belum sampai sewindu, tapi
sementara itu silih berganti
beruntun-runtun belum terpecahkan krisis yang tak habis-habis. Tagihan
rekening
reformasi ternyata mahal sekali.

Bahana yang datang terlambat dari benua-benua lain itu menumbuh dan
menyuburkan kelompok permissif dan addiktif negeri kita, yang sejak
1998 naik daun. Arus besar yang menderu-deru menyerbu kepulauan kita
adalah gelombang sebuah gerakan syahwat merdeka. Gerakan tak bersosok
organisasi resmi ini tidak berdiri sendiri, tapi bekerjasama
bahu-membahu melalui jaringan mendunia, dengan kapital
raksasa
mendanainya, ideologi gabungan yang melandasinya, dan banyak media
massa cetak dan elektronik jadi pengeras suaranya.

Siapakah komponen gerakan syahwat merdeka ini?

PERTAMA adalah praktisi sehari-hari kehidupan pribadi dan kelompok
dalam perilaku
seks bebas hetero dan homo, terang-terangan dan
sembunyi-sembunyi. Sebagian
berjelas-jelas anti kehidupan berkeluarga
normal, sebagian lebih besar, tak mau menampakkan diri.

KEDUA, penerbit majalah dan tabloid mesum, yang
telah menikmati tiada
perlunya SIUPP. Mereka menjual wajah dan kulit perempuan muda, lalu
menawarkan jasa hubungan kelamin pada pembaca pria dan wanita lewat
nomor telepon genggam, serta mengiklankan berbagai alat kelamin tiruan
(kue pancong berkumis dan lemper berbaterai) dan boneka karet
perempuan yang bisa dibawa bobok bekerjasama.

KETIGA, produser, penulis skrip dan pengiklan acara televisi syahwat.
Seks siswa dengan
guru, ayah dengan anak, siswa dengan siswa, siswa
dengan pria paruh baya, siswa dengan pekerja seks komersial ----
ditayangkan pada jam prime time, kalau pemainnya terkenal. Remaja
berseragam OSIS memang menjadi sasaran segmen pasar penting
tahun-tahun ini. Beberapa
guru SMA menyampaikan keluhan pada saya.
"Citra kami guru-guru SMA
di sinetron adalah citra guru tidak cerdas,
kurang pergaulan dan memalukan." Mari kita ingat ekstensifnya pengaruh
tayangan layar kaca ini. Setiap
tayangan televisi, rata-rata
170.000.000 yang memirsa. Seratus tujuh puluh juta pemirsanya.

KEEMPAT, 4,200,000 (empat koma dua juta) situs porno dunia, 100,000
(seratus ribu) situs porno Indonesia di internet. Dengan empat kali
klik di komputer, anatomi tubuh perempuan dan laki-laki, sekaligus
fisiologinya, dapat diakses tanpa biaya, sama mudahnya dilakukan baik
dari San Francisco, Timbuktu, Rotterdam mau pun Klaten. Pornografi
gratis
di internet luarbiasa besar jumlahnya. Seorang sosiolog Amerika
Serikat mengumpamakan serbuan kecabulan itu di negaranya bagaikan
"gelombang tsunami setinggi 30 meter, dan kami melawannya dengan dua
telapak tangan." Di Singapura, Malaysia, Korea Selatan situs
porno
diblokir pemerintah untuk terutama melindungi anak-anak dan
remaja.
Pemerintah kita tidak melakukan hal yang sama.

KELIMA, penulis, penerbit dan propagandis buku syahwat ¼ sastra dan ½
sastra. Di
Malaysia, penulis yang mencabul-cabulkan karyanya penulis
pria. Di Indonesia, penulis yang asyik dengan wilayah selangkang dan
sekitarnya mayoritas penulis perempuan. Ada kritikus sastra Malaysia
berkata: "Wah, pak Taufiq, pengarang wanita Indonesia berani-berani.
Kok mereka tidak malu, ya?" Memang begitulah, RASA MALU ITU YANG SUDAH
TERKIKIS, bukan saja pada penulis-penulis perempuan aliran s.m.s.
(sastra mazhab selangkang) itu, bahkan lebih-lebih lagi
pada banyak
bagian dari bangsa.

KEENAM, penerbit dan pengedar komik cabul. Komik yang kebanyakan
terbitan Jepang dengan teks dialog diterjemahkan ke bahasa kita itu
tampak dari kulit luar biasa-biasa saja, tapi di dalamnya banyak
gambar hubungan
badannya, misalnya (bukan main) antara siswa dengan Bu
Guru.
Harganya Rp 2.000. Sebagian komik-komik itu tidak semata lucah
saja, tapi ada pula kadar ideologinya. Ideologinya adalah anjuran
perlawanan pada
otoritas orangtua dan guru, yang banyak aturan
ini-itu, termasuk terhadap seks bebas. Dalam salah satu komik itu saya
baca kecaman yang paling sengit adalah pada Menteri Pendidikan Jepang.
Tentu saja dalam teks terjemahan berubah, yang dikecam jadinya Menteri
Pendidikan Nasional kita.

KETUJUH, produsen, pengganda, pembajak, pengecer dan penonton VCD/DVD
biru. Indonesia kini jadi sorga besar pornografi paling murah di
dunia, diukur dari kwantitas dan
harganya. Angka resmi produksi dan
bajakan tidak saya ketahui, tapi literatur menyebut antara 2 juta - 20
juta keping setahun. Harga yang dulu Rp30.000 sekeping, kini turun
menjadi Rp3.000, bahkan lebih murah lagi. Dengan biaya 3 batang rokok
kretek yang
diisap 15 menit, orang bisa menonton sekeping VCD/DVD
biru
dengan pelaku kulit putih dalam 6 posisi selama 60 menit. Luarbiasa
murah. Anak SD kita bisa membelinya tanpa risi tanpa larangan
peraturan
pemerintah.

Seorang peneliti mengabarkan bahwa di Jakarta Pusat ada murid-murid
laki-laki yang kumpul jam dua sore seminggu di rumah salah seorang
dari mereka, lalu menayangkan VCD-DVD porno. Sesudah selesai mereka
onani bersama-sama. Siswa sekolah apa, dan kelas berapa? Siswa SD,
kelas lima. Tak diceritakan apa ekses selanjutnya.

KEDELAPAN, fabrikan dan konsumen alkohol. Minuman keras dari berbagai
merek dengan mudah bisa diperoleh di pasaran. Kemasan botol
kecil
diproduksi, mudah masuk kantong celana, harga murah, dijual di kios
tukang rokok di depan sekolah, remaja dengan bebas bisa membelinya. Di
Amerika dan Eropa batas umur larangan di bawah 18 tahun. Negeri kita
pasar besar minuman keras, jualannya
sampai ke desa-desa.

KESEMBILAN,
produsen, pengedar dan pengguna narkoba. Tingkat
keterlibatan Indonesia bukan pada pengedar dan pengguna saja, bahkan
kini sampai pada derajat produsen dunia.
Enam juta anak muda Indonesia
terperangkap sebagai pengguna, ratusan ribu menjadi korbannya.

KESEPULUH, fabrikan, pengiklan dan pengisap nikotin. Korban racun
nikotin 57.000 orang / tahun, maknanya setiap hari 156 orang mati,
atau setiap 9 menit seorang pecandu rokok meninggal dunia. Pemasukan
pajak Rp15 triliun (1996), tapi ongkos pengobatan berbagai penyakit
akibatnya Rp30 triliun rupiah. Mengapa alkohol, narkoba dan nikotin
termasuk dalam kategori kontributor arus
syahwat merdeka ini? Karena
sifat addiktifnya, kecanduannya, yang sangat mirip, begitu pula proses
pembentukan ketiga addiksi tersebut dalam susunan syaraf pusat
manusia. Dalam masyarakat permissif, interaksi antara seks dengan
alkohol, narkoba dan
nikotin, akrab sekali, sukar
dipisahkan.
Interaksi ini kemudian dilengkapi dengan tindak kriminalitas
berikutnya, seperti pemerasan, perampokan sampai pembunuhan. Setiap
hari berita semacam
ini dapat dibaca di koran-koran.

KESEBELAS, pengiklan perempuan dan laki-laki panggilan. Dalam
masyarakat permissif, iklan semacam ini menjadi jembatan komunikasi
yang diperlukan.

KEDUABELAS, germo dan pelanggan prostitusi. Apabila hubungan syahwat
suka-sama-suka yang gratis tidak tersedia, hubungan dalam bentuk
perjanjian bayaran merupakan jalan keluarnya. Dalam hal ini prostitusi
berfungsi.

KETIGABELAS, dokter dan dukun praktisi aborsi. Akibat tujuh
unsur
pertama di atas, kasus perkosaan dan kehamilan di luar pernikahan
meningkat drastis. Setiap hari dapat kita baca kasus siswa SMP/SMA
memperkosa anak SD, satu-satu atau rame-rame, ketika papi-mami tak ada
di rumah dan pembantu pergi ke pasar berbelanja.
Setiap ditanyakan
apa
sebab dia/mereka memperkosa, selalu dijawab 'karena terangsang sesudah
menonton VCD/DVD biru dan ingin mencobakannya. ' Praktisi aborsi gelap
menjadi tempat
pelarian, bila kehamilan terjadi.

Seorang peneliti dari sebuah universitas di Jakarta menyebutkan bahwa
angka aborsi di Indonesia 2,2 juta setahunnya. Maknanya setiap 15
detik seorang calon bayi di suatu tempat di negeri kita meninggal
akibat dari salah satu atau gabungan ketujuh faktor di atas. Inilah
produk akhirnya. Luar biasa destruksi sosial yang diakibatkannya.

Dalam gemuruh gelombang gerakan syahwat merdeka ini, pornografi dan
pornoaksi menjadi bintang panggungnya,
melalui gemuruh kontroversi
pro-kontra RUU APP.

Karena satu-dua-atau beberapa kekurangan dalam RUU itu, yang total
kontra menolaknya, tanpa sadar terbawa dalam gelombang gerakan syahwat
merdeka ini. Tetapi bisa juga dengan sadar memang mau terbawa

di
dalamnya.

Salah satu kekurangan RUU itu, yang perlu ditambah-sempurnaka n adalah
perlindungan bagi anak-cucu kita, jumlahnya 60 juta, terhadap
kekerasan pornografi. Dalam
hiruk pikuk di sekitar RUU ini, terlupakan
betapa dalam usia sekecil itu 80% anak-anak 9-12 tahun terpapar
pornografi, situs porno di internet naik lebih sepuluh kali lipat,
lalu 40% anak-anak kita yang lebih dewasa sudah melakukan hubungan
seks pra-nikah. Sementara anak-anak di Amerika Serikat dilindungi oleh
6 Undang-undang, anak-anak kita belum, karena undang-undangnya belum
ada. KUHP yang ada tidak melindungi mereka karena kunonya. Gelombang
Syahwat Merdeka yang menolak total RUU ini
berarti menolak melindungi
anak-cucu kita sendiri.

Gerakan tak bernama tak bersosok organisasi ini terkoordinasi
bahu-membahu menumpang gelombang masa reformasi mendestruksi moralitas
dan tatanan sosial. Ideologinya neo-liberalisme,

pandangannya
materialistik, disokong kapitalisme jagat raya.

Menguji Rasa Malu Diri Sendiri

Seorang pengarang muda meminta pendapat saya tentang cerita pendeknya
yang dimuat di
sebuah media. Dia berkata, "Kalau cerpen saya itu
dianggap pornografis, wah, sedihlah saya." Saya waktu itu belum sempat
membacanya. Tapi saya kirimkan padanya pendapat saya mengenai
pornografi. Begini.

Misalkan saya menulis sebuah cerpen. Saya akan mentes, menguji karya
saya itu lewat dua tahap. Pertama, bila tokoh-tokoh di dalam karya
saya itu saya ganti dengan ayah, ibu, mertua, isteri, anak, kakak atau
adik saya; lalu kedua, karya itu saya bacakan di depan ayah, ibu,
mertua, isteri,
anak, kakak, adik, siswa di kelas sekolah, anggota
pengajian masjid, jamaah gereja; kemudian saya tidak merasa malu,
tiada dipermalukan, tak canggung, tak risi, tak muak dan tidak jijik
karenanya, maka karya saya itu bukan karya

pornografi.

Tapi kalau ketika saya membacakannya di depan orang-orang itu saya
merasa malu, dipermalukan, tak patut, tak pantas, canggung, risi, muak
dan jijik, maka karya saya itu
pornografis.

Hal ini berlaku pula bila karya itu bukan karya saya, ketika saya
menilai karya orang lain. Sebaliknya dipakai tolok ukur yang sama
juga, yaitu bila orang lain menilai karya saya. Setiap pembaca bisa
melakukan tes tersebut dengan cara yang serupa.

Pendekatan saya adalah pengujian rasa malu itu. Rasa malu itu yang
kini luntur dalam warna tekstil kehidupan bangsa kita, dalam terlalu
banyak hal.

Sebuah majalah mesum dunia dengan selaput artistik, Playboy, menumpang
taufan reformasi
dan gelombang liberalisme akhirnya terbit juga di
Indonesia. Majalah ini diam-diam jadi tempat pelatihan awal onani
pembaca Amerika, dan kini, beberapa puluh tahun kemudian, dikalahkan
internet, sehingga jadilah
publik
pembaca Playboy dan publik langganan
situs porno internet Amerika masturbator terbesar di dunia. Majalah
pabrik pengeruk keuntungan dari kulit tubuh perempuan ini, mencoba
menjajakan
bentuk eksploitasi kaum Hawa di negeri kita yang pangsa
pasarnya luarbiasa besar ini. Bila mereka berhasil, maka bakal
berderet antri masuk lagi majalah anti-tekstil di tubuh perempuan dan
fundamentalis- syahwat-merdeka seperti Penthouse, Hustler, Celebrity
Skin, Cheri, Swank, Velvet, Cherry Pop, XXX Teens dan seterusnya.

Untuk mengukur sendiri rasa malu penerbit dan redaktur Playboy
Indonesia, saya sarankan kepada mereka melakukan sebuah percobaan,
yaitu mengganti model 4/5 telanjang majalah itu dengan ibu
kandung,
ibu mertua, kakak, adik, isteri dan anak perempuan mereka sendiri.
Saran ini belum berlaku sekarang, tapi kelak suatu hari ketika Playboy
Indonesia keluar perilaku aslinya dalam masalah ketelanjangan
model
yang
dipotret. Sekarang mereka masih malu-malu kucing. Sesudah dibuat
dalam edisi dummy, promosikan foto-foto itu itu di 10 saluran televisi
dan 25 suratkabar. Bagaimana? Berani? Malu atau
tidak?

Pendekatan lain yang dapat dipakai juga adalah menduga-memperkirak
an-mengingat akibat yang mungkin terjadi sesudah orang membaca karya
pornografis itu. Sesudah seseorang membaca, katakan cerpen yang
memberi sugesti secara samar-samar terjadinya hubungan kelamin,
apalagi kalau dengan jelas mendeskripsikan adegannya, apakah dengan
kata-kata indah yang dianggap sastrawi atau kalimat-kalimat brutal,
maka pembaca akan terangsang. Sesudah terangsang yang paling penakut
akan onani dan yang paling nekat akan
memperkosa. Memperkosa perempuan
dewasa tidak mudah, karena itu anak kecil jadi sasaran. Perkosaan
banyak terjadi terhadap anak-anak kecil masih bau susu bubuk belum
haid yang di rumah sendirian
karena papi-mami pergi
kerja, pembantu
pergi ke pasar, jam 9-10 pagi.

Anak-anak tanggung pemerkosa itu, ketika diinterogasi dan ditanya
kenapa, umumnya bilang karena sesudah menonton VCD porno
mereka
terangsang ingin mencoba sendiri. Merayu orang dewasa takut, mendekati
perempuan-bayaran tidak ada uang. Kalau diteliti lebih jauh kasus yang
sangat banyak ini (peneliti yang rajin akan bisa mendapat S-3 lewat
tumpukan guntingan koran), mungkin saja anak itu juga pernah membaca
cerita pendek, puisi, novel atau komik cabul.

Akibat selanjutnya, merebak-meluaslah aborsi, prostitusi, penularan
penyakit kelamin gonorrhoea, syphilis, HIV-AIDS, yang meruyak di
kota-kota besar Indonesia berbarengan dengan akibat penggunaan
alkohol
dan narkoba yang tak kalah destruktifnya.

Akibat Sosial Ini Tak Pernah Difikirkan Penulis

Semua rangkaian musibah sosial ini tidak pernah difikirkan oleh
penulis
cerpen-puisi- novelis erotis yang
umumnya asyik berdandan
dengan dirinya sendiri, mabuk posisi selebriti, ke sana disanjung ke
sini dipuji, tidak pernah bersedia merenungkan akibat yang
mungkin
ditimbulkan oleh tulisannya. Sejumlah cerpen dan novel pasca reformasi
sudah dikatakan orang mendekati VCD/DVD porno tertulis. Maukah mereka
membayangkan, bahwa sesudah sebuah cerpen atau novel dengan rangsangan
syahwat terbit, maka beberapa ratus atau ribu pembaca yang terangsang
itu akan mencontoh melakukan apa yang disebutkan dalam alinea-alinea
di atas tadi, dengan segala rentetan kemungkinan yang bisa terjadi
selanjutnya?

Destruksi sosial yang dilakukan penulis cerpen-novel syahwat itu,
beradik-kakak dengan destruksi yang dilakukan
produsen-pengedar-
pembajak- pengecer VCD/DVD porno, beredar (diperkirakan) sebanyak 20
juta keping, yang telah meruyak di masyarakat kita, masyarakat
konsumen pornografi
terbesar dan termurah di dunia. Dulu
harganya
Rp30.000 sekeping, kini Rp3.000, sama murahnya dengan 3 batang rokok
kretek. Mengisap rokok kretek 15 menit sama biayanya dengan memiliki
dan
menonton sekeping VCD/DVD syahwat sepanjang 6o menit itu. Bersama
dengan produsen alkohol, narkoba dan nikotin, mereka tidak sadar telah
menjadi unsur penting pengukuhan masyarakat permissif-addiktif
serba-boleh- apa-saja-genjot, yang dengan bersemangat melabrak apa
yang mereka anggap tabu selama ini, berpartisipasi meluluh-lantakkan
moralitas anak bangsa.

Perzinaan yang Hakekatnya Pencurian adalah Ciri Sastra Selangkang

Akhirnya sesudah mendapatkan korannya, saya membaca cerpen karya
penulis yang disebut di atas. Dalam segi teknik penulisan, cerpen
itu
lancar dibaca. Dalam segi isi sederhana saja, dan secara klise sering
ditulis pengarang Indonesia yang pertama kali pergi ke luar negeri,
yaitu pertemuan
seorang laki-laki di negeri asing dengan
perempuan
asing negeri itu. Kedua-duanya kesepian. Si laki-laki Indonesia lupa
isteri di kampung. Di akhir cerita mereka berpelukan dan berciuman.
Begitu
saja.

Dalam interaksi yang kelihatan iseng itu, cerpenis tidak menyatakan
sikap yang jelas terhadap hubungan kedua orang itu. Akan ke mana
hubungan itu berlanjut, juga tak eksplisit. Apakah akan sampai pada
hubungan pernikahan atau perzinaan, kabur adanya. Perzinaan adalah
sebuah pencurian. Yang melakukan zina, mencuri hak orang lain, yaitu
hak penggunaan alat kelamin orang lain itu secara tidak sah. Pezina
melakukan intervensi terhadap ruang privat alat kelamin yang dizinai.
Dia tak punya hak untuk itu. Yang dizinai bersekongkol dengan yang
melakukan
penetrasi, dia juga tak punya hak mengizinkannya. Pemerkosa
adalah perampok penggunaan alat kelamin orang yang diperkosa.
Penggunaan alat kelamin seseorang
diatur dalam lembaga pernikahan yang
suci
adanya.

Para pengarang yang terang-terangan tidak setuju pada lembaga
pernikahan, dan/atau melakukan hubungan kelamin semaunya, yang
tokoh-tokoh dalam
karyanya diberi peran syahwat merdeka, adalah
rombongan pencuri bersuluh sinar rembulan dan matahari. Mereka maling
tersamar. Mereka celakanya, tidak merasa jadi maling, karena
(herannya) ada propagandis sastra menghadiahi mereka glorifikasi, dan
penerbit menyediakan gratifikasi. Propagandis dan penerbit sastra
semacam ini, dalam istilah kriminologi, berkomplot dengan maling.

Hal ini berlaku bukan saja untuk karya (yang dianggap) sastra, tapi
juga untuk bacaan turisme, rujukan tempat hiburan malam, dan direktori
semacam itu. Buku petunjuk yang begitu langsung
tak langsung
menunjukkan cara berzina, lengkap dengan nama dan alamat tempat
berkumpulnya alat-alat kelamin yang dapat dicuri haknya dengan
cara
membayar tunai atau dengan kartu kredit
gesekan.

Sastra selangkang adalah sastra yang asyik dengan berbagai masalah
wilayah selangkang dan sekitarnya. Kalau di Malaysia
pengarang-pengarang yang
mencabul-cabulkan karya kebanyakan pria, maka
di Indonesia pengarang sastra selangkang mayoritas perempuan. Beberapa
di antaranya mungkin memang nymphomania atau gila syahwat, hingga ada
kritikus sastra sampai hati menyebutnya "vagina yang haus sperma".
Mestinya ini sudah menjadi kasus psikiatri yang baik disigi, tentang
kemungkinannya jadi epidemi, dan harus dikasihani.

Bila dua abad yang lalu sejumlah perempuan Aceh, Jawa dan Sulawesi
Selatan naik takhta sebagai penguasa tertinggi kerajaan, Sultanah atau
Ratu dengan kenegarawanan dan reputasi terpuji, maka di abad 21
ini
sejumlah perempuan Indonesia mencari dan memburu tepuk tangan kelompok
permissif dan addiktif sebagai penulis sastra
selangkang, yang
aromanya jauh dari wangi, menyiarkan bau
amis-bacin kelamin
tersendiri, yang bagi mereka parfum sehari-hari.

Dengan Ringan Nama Tuhan Dipermainkan

Di tahun 1971-1972, ketika saya jadi penyair
tamu di Iowa Writing
Program, Universitas Iowa, di benua itu sedang heboh-hebohnya
gelombang gerakan perempuan. Kini, 34-an tahun kemudian, arus riaknya
sampai ke Indonesia. Kaum feminis Amerika waktu itu sedang
gencar-gencarnya mengumumkan pembebasan kaum perempuan, terutama
liberasi kopulasi, kebebasan berkelamin, di koran, majalah, buku dan
televisi.

Menyaksikan penampilan para maling hak penggunaan alat kelamin orang
lain itu di layar kaca, yang cengengesan dan mringas-mringis seperti
Gloria Steinem dan semacamnya, banyak orang mual dan jijik karenanya.
Mereka tidak
peduli terhadap epidemi penyakit kelamin HIV-AIDS yang
meruyak menyebar seantero Amerika Serikat waktu itu,
menimpa baik
orang laki-laki maupun perempuan, hetero dan homoseksual,
akibat
kebebasan yang bablas itu.

Di setasiun kereta api bawah tanah New York, seorang laki-laki korban
HIV-AIDS menadahkan topi mengemis. Belum
pernah saya melihat kerangka
manusia berbalut kulit tanpa daging dan lemak sekurus dia itu. Sinar
matanya kosong, suaranya parau. Kematian banyak anggota kelompok ini,
terutama di kalangan seniman di tahun 1970-an, tulis seorang esais,
bagaikan kematian di medan perang Vietnam. Sebuah orkestra simfoni di
New York, anggota-anggotanya bergiliran mati saban minggu karena
kejangkitan HIV-AIDS dan narkoba, akibat kebebasan bablas itu. Para
pembebas kaum perempuan itu tak acuh pada bencana menimpa bangsa
karena asyik mendandani penampilan selebriti diri sendiri. Saya sangat
heran. Sungguh
memuakkan.

Kalimat bersayap mereka adalah, "This is my body. I'll do whatever I
like with my
body." "Ini tubuhku. Aku akan lakukan apa saja yang aku
suka dengan tubuhku ini."
Congkaknya luar biasa, seolah-olah tubuh
mereka itu ciptaan mereka sendiri, padahal tubuh itu pinjaman kredit
mencicil dari Tuhan, Cuma satu tingkat
di atas sepeda motor Jepang dan
Cina yang diobral di iklan koran-koran.

Mereka tak ada urusan dengan Maha Produser Tubuh itu. Penganjur
masyarakat permissif di mana pun juga, tidak suka Tuhan dilibatkan
dalam urusan. Percuma bicara tentang moral dengan mereka. Dengan
ringan nama Tuhan dipermainkan dalam karya. Situasi kita kini
merupakan riak-riak gelombang dari jauh itu, dari abad 20 ke awal abad
21 ini, advokatornya dengan semangat dan stamina mirip anak-anak
remaja bertopi beisbol yang selalu meniru membeo apa saja yang berasal
dari Amerika Utara itu.

Penutup

Ciri
kolektif seluruh komponen Gerakan Syahwat Merdeka ini adalah
budaya malu yang telah kikis
nyaris habis dari susunan syaraf pusat
dan rohani mereka, dan tak adanya lagi penghormatan
terhadap hak
penggunaan kelamin orang lain yang disabet-dicopet- dikorupsi dengan
entengnya. Tanpa memiliki hak penggunaan kelamin orang lain,
maka
sesungguhnya Gerakan Syahwat Merdeka adalah maling dan garong
genitalia, berserikat dengan alkohol, nikotin dan narkoba, menjadi
perantara kejahatan, mencecerkan HIV-AIDS, prostitusi dan aborsi,
bersuluh bulan dan matahari.
***

Sumber :
Mailis Alumni_UMP@yahoogroups.com
Kamis, 9 Oktober 2008